Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Tragedi bulan September

Ulah's picture

September 2001 sempat menggetarkan dunia dengan runtuhnya menara WTC, semua orang tahu peristiwa itu.  Dari tragedi 11 September itulah kemudian dunia disudutkan dan disuguhkan tragedi kemanusiaan lainnya.  Invasi ke Afghanistan, Irak, dan sebagainya.  Semuanya bermula dari tragedi September.
Saya tidak mengulas tragedi 11 September 2001, tetapi saya teringat sebuah peristiwa di suatu gereja pada bulan September 2006.  Dalam pertemuan rutin majelis gereja terjadi perdebatan yang sangat-sangat sengit antara Gembala sidang dengan Majelisnya.  Semua bermula dari selembar surat sinode yang menegur seorang pengurus harian majelis jemaat. 
Dengan asumsi bahwa Gembala sidang berada dibalik munculnya surat teguran tersebut, maka pengurus tersebut meminta pertanggungjawaban sang gembala.  Namun apa yang kemudian terjadi, sang gembala dengan gagah perkasa tidak menolak asumsi tersebut.  Bahkan ketika ada anggota majelis lain yang berusaha untuk menengahi dengan mengatakan, ”Saya pikir pak Gembala tidak tahu apa-apa soal (surat teguran) itu”.  Sang Gembala makin sewot bahkan berkata, ”Anda jangan sok tahu.  Mentang-Mentang Anda S-2 dan saya S-1 maka Kamu mengatakan saya tidak tahu apa-apa”.  Bermula dari kepongahan sang Gembala yang ingin ”diakui” serba tahu inilah akhirnya beberapa jemaat mengundurkan diri dari gereja.  Ketika saya mencoba untuk bertanya mengapa? Maka jawabnya cukup singkat, ”Mengapa saya harus digembalakan oleh orang yang tidak tahu mengembalakan”.
Peristiwa 11 September 2001 dan peristiwa di sebuah gereja memang tampaknya tidak ada hubungannya selain peristiwa terjadi pada bulan yang sama.  Akan tetapi, kedua peristiwa tersebut sama-sama berasal dari kepongahan.  Kepongahan Amerika Serikat, kepongahan Al-Qaeda, dan kepongahan Gembala Sidang telah menghancurkan sebuah sistem.  Kepongahan itupun dapat terjadi disekitar kita.  Mungkin pula dari diri kita. Tetapi yang pasti kepongahan (keangkuhan atau kesombongan) dapat menjadikan kita juga pongah (bodoh atau dungu), sehingga kita tidak dapat memahami apa sesungguhnya terjadi.  Bahkan tidak tahu rencana DIA buat hidup kita.

rio@poenya's picture

itulah manusia....

hm....itulah manusia, manusia kalo udah menjadi pimpinan selalu merasa benar, tidak perna mau salah apalagi kalo menjadi gembala sidang....malulah kalo digurui oleh jemaatnya. saya tidak kaget cerita mengenai seorang Gembala yang mau menang sendiri, ada beberapa Gereja yang sistem managementnya diatur oleh pimpinan tertinggi hingga segala sesuatunya yang memutuskan adalah pimpinan tersebut. mudahan kedepan hal-hal seperti ini tidak terjadi lagi. Love From Jesus....
edy's picture

GEMBALA JUGA MANUSIA

ITU GEMBALA LAGI EMOSI. TUNGGU REDA AJA DULU. KALAU GEMBALA YG SOK TAHU ITU KALAU NGGAK SALAH NAMANYA MAC GYVER. MEMANG HEBAT ITU ORANG SERBA BISA BANGET.
Raissa Eka Fedora's picture

tanggal 11

Bulan itu, tanggal 11, tahun 94, kezia lahir.. -anak kecil berbicara, didengarkah?-
__________________

Satu lagi pendapat seorang anak kecil yang tersasar ke dunia orang dewasa dan memberanikan pendapat.
-anak kecil berpendapat, didengarkah?-