Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Tell Me Where It Hurts

epoh's picture

Aku masuk dan melihatnya menangis di situ. Bangku-bangku yang lain masih kosong, hanya ada kami berdua di dalam kelas, menunggu mata kuliah pertama dimulai.

Dia teman dekatku, tapi ketika melihatnya terluka seperti itu, rasanya kami berada di dua planet berbeda, yang saling berjauhan. Aku tidak tahu, harus bicara atau diam saja. Aku bingung, harus duduk di sampingnya, atau membiarkannya sendirian. She may need some times.. on her own..

Tapi aku mendekatinya. Mengusap punggungnya. Membiarkannya menyadari, aku ada di situ. Namun aku juga ingin tahu, apa yang sudah terjadi. Aku tidak berada di situ hanya karena tidak ingin dia sendirian. Aku juga ada di situ karena aku ingin tahu..

Dan ketika dia berdiri, dan dia berkata, "Aku nggak bisa cerita sekarang..", dan air matanya meleleh, aku baru menyadari seberapa sakit lukanya. Sungguh sakit, dia mesti melewati itu sendirian. Sungguh sakit, nggak ada orang yang cukup dia percayai untuk menjadi tempat dia berbagi. Sungguh sakit, dia nggak bisa bilang ke siapa pun, di mana rasa sakit itu dia rasakan. Dan sungguh bodoh aku, karena membuka mulut ketika yang diperlukan hanya sentuhan..

Saat aku terluka, rasa sakit itu terkadang lebih parah dari nyanyian pilu manapun. Tapi Tuhan tahu, yang aku butuhkan hanya sentuhan kasihNya, tepat di mana luka itu menyayatku. Namun Dia tidak berhenti diam, hingga aku berhenti menangis. Dia mengerti, hanya ketika aku diam, suara lembutNya dapat kurasakan. Dia menyentuhku, tepat di hati, dengan satu kalimat yang senyaman usapan di punggung, ketika aku merasa down. Sebuah janji, bahwa aku tidak pernah sendirian. Tidak akan..

Sungguh sakit, cara situasi membuatku terpuruk. Tapi sungguh beruntung aku.. melewatinya dengan Seseorang di sisiku yang berkata, aku tidak sedang sendirian.

Terimakasih, Tuhan ;-)

clara_anita's picture

Touched by Angels . . .

Pada titik terendah dalam kehidupan ini, saya sempat merasa begitu putus asa dan semua terasa tak bermakna. Saya berteriak lantang menanyakan keberadaan TUHAN...

tapi DIA cuma diam. Saya sedih dan kecewa . . .

Tapi keesokan harinya, teman-teman saya datang dan menguatkan saya...

Saat itu saya sadar, TUHAN tahu bahwa yang paling saya butuhkan bukanlah jawabannya, tapi sentuhannya. dan DIA telah mengirim sentuhan-NYA lewat malaikat-malaikatn-NYA di bumi.

GBU

epoh's picture

ONE OF THOSE ANGELS..

I guess you're one of those angels here, Clara :-)

KEEP UP THE GOOD WORK, for His glory,

Be blessed,

-epoh- 

caroline ifarianti's picture

tetaplah berteriak ketika tak berdaya

Justru dari pertanyaan-pertanyaan pada TUHAN, teriakan-teriakan pada TUHAN...hal itu bisa membuat kita semakin intim dengan-NYA. Semakin kita berteriak, semakin kita dekat dengan TUHAN, karena di sela-sela ketidakberdayaan kita....tetaplah yakin TUHAN mendengar kita butuh pertolongan. Kita sebut nama YESUS, dan dikirimkan-NYA malaikat-malaikat nyata di kehidupan kita. Meski seringkali kita tidak menduganya, juga kadang-kadang bukan malaikat yang kita harapkan, tapi tetaplah bersyukur....dan yakinlah bahwa TUHAN selalu dan sempurna dalam menempatkan orang-orang yang tepat di sekitar kita asalkan kita selalu berada di dalam kasih setia-NYA. Ketika kita merasa sendiri, semua orang juga sedang beranjak pergi dari kehidupan kita, tapi ada PRIBADI YANG SEMPURNA sedang menggendong kita dan meletakkan kita di padang rumput, membelai kita dengan kasih-NYA dan menopang kita senantiasa. Rencana-NYA iya dan sempurna. Jangan pernah lelah menunggu di ruang tunggu DOA, dan menanti pesawat berlambang ROH KUDUS. God bless u....