Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

I Thought I Lost You ......

ebed_adonai's picture

(Jagoanku semasa balita dulu dan mamanya)

 

[Hmmmmhhhhh....... (menarik nafas lega...). Puji syukur sebelumnya, kepada Gusti Yesus atas kasihNya pada kami semua.......]


Untuk semua orang, ada saat-saat tertentu dalam hidup, dimana seseorang menjadi galau segalau-galaunya. Apa yang selama ini diyakini bulat-bulat menjadi sebuah pertaruhan. Iman diuji. Is there really A God out there?


Berawal dari sebuah sms di siang bolong, dan kemudian menyusul telepon, saat sedang berada di luar rumah, yang membuat pikiranku kacau dan sontak langsung tancap gas pulang. Ada apa, kenapa, bagaimana, dan seterusnya, silih berganti berkecamuk di dalam benak.


Sampailah di rumah, nggak sempat ini itu, langsung menginterogasi my bojo and my bolo: "Kok bisa sampai minggat, ada apa....!?"


Mantan pacar pun bercerita. Semua bermula dari masalah hape. Ya, hape yang dengan amat-sangat-terpaksa kuijinkan untuk digunakan mbarep kami. Bukan mengapa. Ampuuunnn jaman sekarang. Anak selevel SMP (tapi nggak semua lho ya?) isi smsnya lebih-lebih dari orang yang sudah punya anak cucu. Medheni tenan. Namun ketimbang pusing mendengar geger-gegeran di rumah hampir setiap hari antara Angelina Jolie dan Layla Ali, ya sudah, kami ijinkan saja, dengan syarat dan ketentuan berlaku.


Namun hari itu my bojo menemukan kalau ternyata mbarepku diam-diam bersmsan yang isinya agak kurang baik. Dasar sama-sama tegangan tinggi, perang Mahabharata pun pecah, dan demikianlah terjadi peristiwa itu.


Tidak tahu harus berbuat apa. Seumur hidup, I have always been a planner. Paling enggan berbuat sesuatu kalau nggak direncanakan dahulu baik-baik. Gawan bayi, kata orang. Dulu waktu tes kepribadian di kampus, memang begitulah adanya Gusti Allah menjadikan diriku. Posisi dompet, uang cash, kunci, hape, bertahun-tahun semua nggak pernah bertukar tempat di saku celana. Sampai dulu (kayak sekarang juga masih deh) sering diketawain my bojo, karena naik motor ke warung aja pake helm.


Tapi kali ini semuanya blank. Kalau nggak melihat my bolo yang kebingungan (maklum masih kelas 6 SD), sudah nggak tau mau bikin apa ke mantan pacar waktu itu. Sempat membentak ke do'i (walau belakangan ini sangat kusesali): "Kalau ada apa-apa dengan anakku, awas kamu..!!"


Sudah, dalam kebingungan-nggak tau-mau-ngapain, kami berusaha menghubunginya. Sempat berbesar hati sedikit, tatkala sms yang dikirim status delivered. Kuketik: "Kamu ada di mana, kasih tau bapak ya? Mama sama bapak nggak marah. Kamu nggak usah takut. Biar bapak jemput."


Lhaaa, tau-tau my bolo bilang: "Pak, itu hapenya kakak ditinggal", karena do'i mendengar bunyi getarnya (kupingku sudah agak budek, jadi nggak dengar bunyi halus seperti itu).


Aduhhh... Hancur semuanya. Remuk lagi. Bagaimana lagi ini? Sudah semakin sore. Hapenya ditinggal, apa lagi cara untuk menghubunginya? Sudah sampai di mana dia sekarang? Gimana keadaannya? Sudah, sudah. Kami bongkar isi hapenya. Konek ke fesbuk, cari friends list diakunnya, setelah itu langsung pergi mencari ke teman-temannya yang bisa diketahui alamatnya.


Lelah berpusing-pusing keliling kota tanpa hasil, akhirnya pulang lagi ke rumah. Tukeran info dengan my bojo yang sedang sibuk melacak di fesbuk dan bertelepon dengan teman-temannya secara simultan, layaknya operator seluler. Semua tanpa hasil.


Hari sudah malam. Kamipun ganti shift. My bojo and my bolo gantian mencari. Sengaja kusuruh si bungsu ikut, supaya mamanya lebih tenang di jalan (do'i memang rada panikan orangnya). Tapi sebenarnya itu cuma alasan. Aku sudah nggak kuat menahan air mata dari tadi siang. Terserah mau dibilang nggak beriman, tapi maaf, memang aku sudah tidak kuat Tuhan. Internet kudisconnect. Lari ke halaman belakang. Berdiri bengong di pojokan tempat biasanya si Boney anjing kami pipis. Semua bayangan yang jelek-jelek melintas di depan mata. Aku tidak mau menjadi pesimis. Tapi di mana anakku sekarang Tuhan? Hapenya tinggal. Teman-temannya pun nggak ada yang tahu. Kenapa Engkau tega-teganya begini padaku? Jadi ingat ratapan raja Daud atas kepergian Absalom dan putra pertamanya dari Batsyeba. Semua cuma membuat hati semakin gundah tidak karuan.


Dalam kebingungan kerabat-kerabat dekat kuhubungi. Mami di Sumatera, adik perempuan di Kalimantan, teman-teman, dan terakhir seorang kawan di Klaten, yang walaupun tidak pernah kulihat langsung wajahnya, kutahu bahwa hatinya baik. Sudah. Setelah itu tinggal berdiri sesenggukan di halaman belakang, tanpa tahu harus bikin apa lagi. Sempat betul-betul kosong pikiran. Sedih hilang, gembira pun tak ada. Konon itu gejala awal depresi.


Nggak tahu sudah berapa lama saya di belakang (waktu serasa berhenti waktu itu), tiba-tiba si Boney menggonggong. Setelah ke kamar mandi sebentar, menyeka muka, lalu beranjak ke teras depan, dan kubuka pintu. Ada dua orang yang mengenalkan diri sebagai anggota polisi dari Polsek terdekat. Kata mereka: "Ada info dari Polres Alun-alun, kalau putri bapak ada di sana." Merekapun menyarankan untuk segera ke lokasi.


Aduhhhhh Gusti Allah, terimakasihhhhh.....!! Aduh, aduh, aduhhhh....!! Padahal kalau melapor resmi ke polisi, katanya setelah 24 jam baru akan dicari. Dalam sekejab serasa beroleh kekuatan kembali. Berulangkali kusalami kedua polisi itu, dan tanpa ba-bi-bu lagi segera bersiap-siap untuk berangkat ke Alun-alun. Berbagai emosi bercampur baur di dalam hati.


Ehh, belum sempat pergi, mendadak my bojo pulang ke rumah. Kali ini yang dibonceng ada dua. Sempat nggak mau kulihat siapa yang paling belakang diboncengnya itu. Aku takut, kalau-kalau terlalu cepat bergiranghati. Sampai masuk ke pintu depan, barulah yakin, kalau memang itu dia. Nggak kupeluk dia. Nggak kusambut bak putri raja. Kutanya apa-apa juga nggak. Cuma kusuruh dia membasuh diri, makan, setelah itu tidur. Selidik punya selidik sama my bojo, rupanya dia ditelepon sama Polres Alun-alun, dan langsung ke sana. Kata pak polisi, mbarep kami itu sedang berada di Alun-alun. Mungkin karena masih amatiran dalam hal minggat, tingak-tinguk kebingungan entah bagaimana, akhirnya bertemulah dengan polisi di sana. Dari situ didapat nomer hape dan alamat kami. Matur suwun sanget Gusti Yesus. Kadang doaku seperti tidak Kau jawab-jawab, kadang Kau balas dengan cara yang tidak kusangka-sangka.


Akhirnya kami semua K.O. juga malam itu. Cepat betul progresi hari ini, pikirku saat berbaring bersama bojo di dalam kamar. Semua serasa mimpi. Dari serasa mau gila sampai seperti mendapat embun sejuk di hari gersang. Dari ngomel-ngomel ke Tuhan sampai bersyukur lagi nggak karuan kepadaNya.


Kulihat mantan pacar di samping. Kecapekan sekali dia kelihatannya. Sejenak terbersit rasa sesal di hati. Bagaimana tidak. Tadi siang kucaci dia habis-habisan, sampai minta-minta ampun dan bersedia untuk pergi dari kami kalau-kalau mbarep saya tidak ketemu. Kubelai sedikit rambutnya yang direbonding itu. Dulu aku sangat tidak suka style begitu. Tapi malam ini kelihatannya dia memang lebih cantik seperti itu. Kucium pelan pipinya, mumpung dia ketiduran. Kuminta maaf pada Gusti Yesus di dalam doa. Mungkin selama ini aku juga kurang adil padanya. Mungkin mbarep kami bisa sebadung itu gara-garaku juga. Entahlah. Anakku itu lahir di saat kami sedang susah-susahnya. Nggak ada keluarga yang peduli. Tunggang-langgang kami kerja sambil kuliah membesarkan dia.


Masih kuingat saat dulu pernah sakit waktu masih kerja di pabrik plywood, mbarepku yang masih balita saat itu, dialah yang mengelus-elus kepalaku di tempat tidur. Waktu demamku makin tinggi, dia juga yang menangis berdoa sama Tuhan Yesus supaya saya jangan mati. Pernah juga sepulang dari luar kota (sudah larut malam waktu itu), dia terbangun karena mendengar suaraku dan menunjuk-nunjuk ke luar sambil tersenyum kepada mamanya yang sudah "teler" di tempat tidur. Aku tidak pernah lupa itu semua. Bahkan baju training yang dipakainya waktu itu pun masih kuingat (warna merah bata) dan kusimpan. Mungkin karena itu juga aku jadi bodoh. Memang selama ini aku nggak pernah nggak punya duit untuk dia. Kalau untuk my bojo and my bolo kadang masih bisa kupending tapi tidak pernah untuk dia. Kalaupun betul-betul tidak punya, kujadikan semacam "hutang" untuk segera kulunasi suatu saat. Terakhir ada rejeki, kubelikan dia kamera Coolpix. Sekali lagi entahlah. Kalau memang itu sebuah kesalahan, aku tidak harus memulai dari mana. Tapi yang kutahu itu anakku, dan walau kadang kumarahi dan kusetrap juga dia, aku tidak akan pernah bisa mengingkari perasaanku padanya...


[...@my beloved one: Don't you ever do that to me again.......]



PS: Many many thanks to all my beloved friends for your prayers.. God bless you all.. Wish you the best always......

__________________

(...shema'an qoli, adonai...)

Purnawan Kristanto's picture

Mata jadi Kabur

Pandangan mataku tiba-tiba kabur saat membaca tulisan ini. Ternyata ada airmata yang menggenangi bola mataku. Mungkin karena sama-sama punya anak wedok, jadi saya rasanya berada di tengah peristiwa itu. Apalagi sebentar lagi akan lahir anak wedokku yang kedua.

Tuhan menjawab doa kang Ebed dengan menggerakkan pak polisi di Alun-alun.

__________________

------------

Communicating good news in good ways

Daniel's picture

+1

indah... indah sekali... Cry

joli's picture

@ebed, emang begitu

Emang gitu dah..

Joli pernah beberapa kali ribut soal hape juga ama clair.

Jaman sekarang hape itu teman dekat, bisa jadi lebih dekat dari papa mama-nya

Sulit larang dan pisahkan mereka, karena memang demikian-lah ada-nya

Sekarang joli memilih jadi salah satu teman-nya clair, juga teman-teman hape-nya :)

Jadi bisa ikutan ngerumpi bersama..


Minggat itu juga bukanlah yang di inginkna si mbarep, dia hanya kesel aja.
Namun hati-hati dengan sikap Ebed dan ur bojo, dalam menangani masalah ini.
Musti sepakat dulu, dengan istri, apa yang musti di tegak-kan dalam aturan berkeluarga. Musti ada sepakat, supaya anak2 nggak bingung krn papa dan mama beda.

"Mendingan sama papa aja, yang buaik dan sayang ama aku"
kata-nya

Viesnu's picture

akupun demikian

Akupun hampir bocor nih.. klo ga dikantor mungkin sudah blewer ke mana-mana... hiks... hiks..

salam super merdeka...!!!

__________________

Lovepeace..uenak..

ebed_adonai's picture

@all: .....

@PK:

Betul mas. Tuhan benar-benar menjawab doa kami malam itu. Bisa saja polisinya nggak mau tahu. Bisa saja mbarep saya turun entah di tempat mana lagi. Semua seperti ada "skenario"nya. Jadi malu, karena belakangan ini saya agak malas ke gereja. Nggak kebayang apa kami bisa tidur malam itu (dan entah seterusnya) kalau seandainya pencarian berlanjut sampai besoknya. Kami doakan semoga ibu dan putrinya selamat dan sehat saat persalinan nanti mas...

 

@Daniel & Viesnu:

Sudah linglung betul itu saya mas-mas. Sekarang baru ingat-ingat lagi. Malem itu saya sempat mau cari tiket pesawat ke Medan. Padahal nggak tahu untuk apa (lha nggak ada urusannya ke sana). Banyak pembelajaran dari pengalaman kemarin ini. Salah satunya yang paling terasa adalah batas diri. Sampai ada suara si Boney menggonggong, saya cuma bisa bengong kosong. Belum pernah merasa seperti itu sebelumnya. Ngeri juga...

 

@joli:

Iya ci jol. Dulu saya kira kata-kata seperti itu cuma omongan ringannya saja. Adiknya juga sering mengoceh begitu. Biasalah anak-anak. Ribut ke mamanya, mengadu ke papanya. Berantem dengan papanya, mendekat ke mamanya. Tak tanggapi santai saja. Kemarin malem baru terbuka pikiran kalau ini memang sudah jadi masalah. Setelah semua yang pernah saya pelajari, beda jaman, beda pengetahuan, ternyata saya toh tidak lebih baik dari bapak-ibu saya sendiri dulu.

Seharian ini saya prei. Dan kayaknya untuk beberapa hari ke depan juga. Lebih banyak merenung. Banyak yang harus diperbaiki. Dan itu dimulai dari saya..., -the hardest part-

 

PS: Thanks untuk atensinya kekasih-kekasih. Semoga apa yang me and my bojo share di sini bisa menjadi sesuatu yang positif bagi kekasih-kekasih semua. Tuhan Yesus memberkati...

__________________

(...shema'an qoli, adonai...)

Purnawan Kristanto's picture

Apakah kang Ebed tipe watak

Apakah kang Ebed tipe watak melankolik?

__________________

------------

Communicating good news in good ways

ebed_adonai's picture

@PK: Dulu...

Dulu pernah baca-baca tentang keempat karakter itu mas. Memang kayaknya saya lebih condong ke tipe yang begitu. Beda banget dengan my bojo. Do'i rasionya lebih kenceng. Akal sehatnya juga lebih jalan daripada saya. Dalam banyak hal memang sering terbalik saya sama dia. Seperti dia yang cowok saya yang cewek. Saya suka bunga, dia tidak. Dia senang banget hal-hal yang berbau matematis (do'i memang jago matematika, makanya dulu waktu di Teknik Sipil saya banyak nyontek dari dia, haha), saya lebih senang yang indah-indah. Dia bisa tegas ke anak-anak, saya sulit.

Sering kami klesh gara-gara perbedaan karakter itu. Tapi sering juga dia menyokong saya dalam hal-hal yang jelas saya nggak sanggup. Dulu pernah share di fesbuk BLOSAS seputar sms-minta-tolong-mendoakan-serampangan yang kurasa sangat mengganggu dari seorang ibu kerabat dekat kami. Sulit betul saya mengatasi masalah, yang bagi beberapa orang, mungkin perkara sepele. Berbulan-bulan "tersiksa". Atas saran bu Lurah, saya coba minta "jasa diplomatik" lewat do'i. Cuma pencet-pencet keypad hape beberapa saat (saya nggak tau apa yang dikirim, tapi kupesankan supaya sebisa mungkin jangan menyinggung perasaan si ibu), sudah. Selesai. Problem solved...

Memang jago betul nyonyahku yang satu itu ...... Tongue out

__________________

(...shema'an qoli, adonai...)

walcott's picture

hiks....

Love's picture

Sering pengen minggat juga

Dulu, waktu masih remaja aku juga sering kepikiran pengen minggat kalau lagi ribut sama ortu hehe ... tapi pas mikir tar kalau minggat aku ke mana ya? trus kalau di jalan tidur di mana? trus, tar dinakalin orang gak ya? Yang paling membuat gak jadi minggat selalu adalah, membayangkan kebingungan mereka saat tahu anaknya ilang .... wwwaaaaaaaa .... takut mereka nangis, takut mereka sedih, takut mereka kenapa-kenapa ....

Padahal sebenarnya, gak usah pake minggat, ribut dengan mereka pun pasti hati mereka juga terluka hiks ....

Thanks untuk sharingnya, Ebed ....

 

ebed_adonai's picture

Minggat bikin runyam .....

@Love:

"...Padahal sebenarnya, gak usah pake minggat, ribut dengan mereka pun pasti hati mereka juga terluka hiks..."

Betul Love. Kalau saja do'i berpikir sedikit, sedikit saja, tentang hal itu sebelum memutuskan minggat, mungkin nggak ada kejadian begitu. Sekarang saya baru agak berani bicara. Dulu pernah ada kasus (sampai masuk koran lokal) tentang seorang cewek SMP, yang nekat bunuh diri loncat dari jembatan HANYA gara-gara diputus pacarnya. Benar-benar nggak mengerti. Anak baru seusia itu, kok bisa-bisanya sampai sedemikian putus-asanya dan melakukan hal-hal yang nggak terbayangkan? Kata my bojo, ada semacam perubahan pola pikir di (kebanyakan) anak-anak sekarang. Kelihatan itu di sekolah-sekolah, katanya. Afeksi makin kurang. Pikiran cenderung pendek-kilat-sempit-nekat. Nggak tahulah dari mana sumbernya. Tayangan TV? Pergaulan? Yang jelas sejak hari itu saya and my bojo jadi banyak merenung. Seperti baru punya anak lagi.

Senang bisa berbagi, Love... Smile

 

@Walcott:

Terima kasih kawan, semoga hal itu tidak pernah terjadi lagi pada kami ..... Smile

__________________

(...shema'an qoli, adonai...)

X-1's picture

aku tahu rasanya minggat dan mencari orang minggat

hemmmmpppp... aku tahu rasanya!

  • Dulu sekali pernah minggat dari rumah setahun gara-gara pindah agama, tapi ga ada yang nyari... ha ha ha ha... ujung-ujungnya malah sodara jauh yang nyuruh tinggal di rumahnya dan akhirnya dipulangkan dengan syarat setumpuk diantaranya: ambil kursus hardware, kursus Inggris, Uang saku di'mepetkan', hanya dibekali sepeda 'onthel' buat jalan-jalan,... tidak boleh baca Alkitab, tidak boleh nyanyi lagu Kristen di rumah, tidak boleh ini ... tidak boleh itu... buset!
  • Beberapa waktu lalu mengalami kebingungan yang serupa dengan Ebed waktu adek bungsu minggat gara-gara 'kecanthol' teman dunia maya yang berbekal hape, mereka bisa ketemuan di tempat yang jauhnya belasan km dari rumah. Udah gitu, si tengah malah asik pacaran dan tidak bisa dihubungi hapenya, dan teman-teman serta para sahabat juga tidak ada yang bisa di telpon dan dimintai tolong, serasa ditinggalkan orang sedunia! Galau risau 100%... mom nangis sepanjang jalan. Tidak tahu bagaimana, aku bisa sangat tenang... dan mencari jalan keluar dari semua kekacauan itu.

          Hingga dihubungi Polsek yang jauhnya puluhan km dari rumah, si bungsu   ditemukan sedang menangis di depan suatu mall, tas-dompet-2 hape lenyap   dibawa lari cowok 'dunia maya' itu. 

  Tidak ada amarah yang bisa ku tumpahkan. Padahal biasanya ...

Hmmmppphhh.. aku tahu rasanya, sangat tahu, antara Minggat dan Pencarinya..

Ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha h...

 

 

 

__________________

mari gila bersama-sama dengan warna merah, kuning, hijau, dan biru..

 

 

ebed_adonai's picture

@X-1: Blessing in disguise .....

Ketenangan X-1 (kelihatan kok dari tulisannya, hehe) adalah karunia (atau talenta ya, cmiiw) dari Tuhan yang sangat berharga . Bagi orang-orang tertentu, ketenangan seperti itu di saat-saat tertentu bisa dianggap seperti respon tidak peduli, cuek. Tapi di momen-momen darurat, justru ketenangan sangat diperlukan.

Syukurlah adik bungsu X-1 bisa ditemukan. Barang bisa dicari. Asalkan yang disayangi bisa kembali dalam keadaan sehat, itu sudah segala-galanya.... Smile

__________________

(...shema'an qoli, adonai...)

X-1's picture

Ebed, sepertinya perlu ditulis...

Nanti eh besok2 saya tuliskan soal kejahatan dunia maya terhadap anak2 ABG --- dan remaja seperti yang dialami adek saya... biar bisa jadi tambahan wawasan kewaspadaan buat blogger yang sudah punya anak2 ABG...

__________________

mari gila bersama-sama dengan warna merah, kuning, hijau, dan biru..

 

 

Evylia Hardy's picture

i wish i could know her better

Ebed: Sempat membentak ke do'i (walau belakangan ini sangat kusesali): "Kalau ada apa-apa dengan anakku, awas kamu..!!"

Tadi siang kucaci dia habis-habisan, sampai minta-minta ampun dan bersedia untuk pergi dari kami kalau-kalau mbarep saya tidak ketemu.

I sincerely think that your bojo is an outstanding woman.

__________________

eha

ebed_adonai's picture

@eha: indeed...

Indeed.., indeed...

She is truly an outstanding woman..

Dari pengalaman pahit seperti ini saya jadi belajar kalau saya juga banyak bergantung padanya mbak eha.., terutama dalam hal-hal yang, mungkin sampai dunia kiamatpun, saya tidak akan pernah bisa. Menyesal banget sempat berbicara seperti itu. Saya seperti lupa dia ada, mulai dari anak-anak lahir. Kalau kuingat-ingat, selama ini kalau pulang bawa permen, oreo, burger, atau apalah, memang biasanya yang kuberi anak-anak saja. Malu sebetulnya menulis begini. Tapi memang selama ini saya sudah jadi suami yang egois..

__________________

(...shema'an qoli, adonai...)

pinokio's picture

thanks om ebed

pengalaman yang sangat berharga.

tanpa disadari, setelah memiliki momongan diriku merasa anak lebih saya kasihi ketimbang istri. terkadang saya "muring-muring" ke istri kalau membentak anak terlalu keras.  Dan sama seperti om ebed, ini yang saya lakukan : Kucium pelan pipinya, mumpung dia ketiduran. 

semoga bisa menjadi pelajaran buat saya yg juga punya momongan walau masih balita. Laughing

 

btw, om ebed masih di-Kota Harapan ?

bila alun2 sudah selesai renovasi dan om ebed hunting di-sana, PM FB saya om. Entar aku traktir dech.. walau cuma ayam kremes kiya-kiya Smile

__________________

Setiap manusia dihakimi oleh perkataannya sendiri

ebed_adonai's picture

@pinokio: Betul....

Betul mas pin.. Ada banyak pelajaran dari Tuhan lewat peristiwa itu. Ternyata parenting itu memang nggak mudah. Mencintai itu mudah, tapi mencintai secara benar itu yang sulit. Apalagi membagi cinta. Lebih sulit lagi, sekarang harus membalik apa yang sudah terbiasa selama belasan tahun. Dulu ada keluarga yang pernah bilang ke saya, kalau anak dimarahi/dihukum ibunya sebaiknya dibiarkan saja. Hak seorang ibu itu katanya. Agak kuabaikan dulu nasehat itu. Sekarang kalau dipikir-pikir memang ada benarnya juga...

Ho'oh.., masih di kota pensiunan yang sunyi, dan kadang sumuk/anyes nggak karuan mas pin.. Sip, sip, kapan-kapan boleh kita hunting foto sambil jajan bareng.... Smile

__________________

(...shema'an qoli, adonai...)