Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

merapi

Purnawan Kristanto's picture

Ngebrik itu Nggak Ada Matinya

Ngebrik

Saat erupsi, Merapi menyemburkan lava pijar dan menimbulkan awan panas. Jatuh banyak korban di antara warga yang bermukim di lereng tertinggi Merapi. Para relawan bergegas menolong para penyintas. Lalu terjadilah situasi chaos. Penyebabnya karena ada gangguan komunikasi. Relawan kesulitan berkoordinasi melalui komunikasi radio karena ada orang yang melakukan interferensi gelombang radio. Para relawan sering menyebutnya ngejam.

Purnawan Kristanto's picture

Haru Biru "Kebo Biru"

Photobucket

Ada perasaan haru di kalangan relawan saat harus melepas kepergian "Kebo Biru."  Selama lebih dari empat bulan, Kebo Biru ini setia menggendong relawan menyusuri punggung Merapi, menuruni sungai berlahar dingin, menerobos pohon tumbang, dan berkubang lumpur untuk menemani para penyintas erupsi Merapi.

Purnawan Kristanto's picture

Penampakan Yesus di Sirahan

12974139081001834846

Ini adalah rumah bu Endang, warga desa Sirahan, kecamatan Muntilan, Magelang. Tak pernah terbersit di benak ibu Endang bahwa akan mendapat berkubik-kubik pasir, yang langsung di antar langsung ke rumahnya. Rumahnya berjarak lebih dari 500 meter dari kali (sungai) Putih. Sepanjang sejarah kebencanaan, sungai itu tidak pernah mendapat aliran lahar dingin Merapi.

Purnawan Kristanto's picture

Penghiburan dari Jenifer

Jenifer

Jenifer (10 tahun) terpaksa mengungsi di gereja karena rumahnya diguyur hujan pasir dari gunung Merapi. Bersama-sama dengan anak-anak lain yang mengungsi di aula gereja, Jenifer diajak oleh relawan untuk menggambar. “Adik-adik, silakan menggambar bebas,” kata relawan.

Purnawan Kristanto's picture

Menghijaukan Merapi Lagi [2]

1296066100942546374

Penghijauan di wilayah sekitar Deles ternyata lebih sulit daripada di Balerante, baik itu dari medannya maupun pelaksanaannya.

Hari Sabtu, 22 Januari, pukul 7:30, kami memberangkatkan relawan gelombang pertama yang terdiri dari rombongan GKJ, Banser NU, dan tim inti Satgas "Derap Kemanusiaan dan Perdamaian" (DKP) dari GKI Klaten. Beberapa rombongan relawan juga berangkat dari tempat lain, yaitu GKJ Gondang, GKJ Manisrenggo, GKJ Karangnongko dan Banser di sekitar Kemalang. Mereka langsung bergerak ke lokasi penanaman.

Sedangkan saya masih tinggal di Klaten untuk menunggu rombongan dari GKI Klasis Semarang Timur dan Barat. Mereka sudah meluncur ke Klaten sejak pukul 4:30, namun di Boyolali, mereka "pecah kongsi." Rombongan pertama lewat Jatinom, sedangkan rombongan kedua melewati Delanggu yang lebih jauh.

Pak Yus yang berada di rombongan kedua menelepon. "Kami baru sampai Penggung. Kami tidak usah ditunggu. Ditinggal saja tidak apa-apa, nanti kami menyusul," katanya.

Purnawan Kristanto's picture

Kesaktian Dunia Maya

Social MediaJangan menyepelekan internet. Media pertemanan di dunia maya ini ternyata dapat digunakan untuk mengumpulkan dana dan menggalang aksi di dunia nyata. Manfaat ini saya dapatkan selama menjadi relawan kemanusiaan bencana Merapi. Sejak terjun sebagai relawan pada akhir bulan Okober 2010, saya berusaha menyempatkan diri untuk mengabarkan kegiatan pos kemanusiaan melalui Facebook, Twitter dan milis yang saya ikuti.

Saat berada di lokasi, sedapat mungkin saya melaporkan perkembangan terbaru melalui pesan teks. Banyaknya menara BTS di lereng Merapi ternyata menguntungkan relawan dalam berkomunikasi, maupun dalam memberikan kabar terkini via Twitter dan Facebook. Selanjutnya, jika sudah sampai di posko maka saya mengunggah foto dan video yang membutuhkan dukungan bandwith lebih besar. Untuk memudahkan koneksi, maka kami memasang wi fi di posko.

antonic's picture

Semangat Merapi

 

Aku suka Dia, no matter what!

Akan ku gapai rinduku, no matter what....Cool

Purnawan Kristanto's picture

Deles [mulai] Indah

12952650431688347025
Foto-foto oleh Purnawan Kristanto

 

 

ebed_adonai's picture

Bencana Lahar Dingin Merapi...

Maksud hati hari ini mau ke Jogja, tapi batal, karena jalanan diblok sehubungan dengan aliran lahar dingin Merapi yang menerjang jalan raya Jogja-Magelang dan kawasan pemukiman penduduk di daerah Salam. Kecapekan muter-muter cari jalan alternatif, saya berhenti. Iseng-iseng saya ambil beberapa gambar.

Purnawan Kristanto's picture

Kolaborasi Pemuda Gereja dan Banser NU

12945624532139808146

Erupsi Merapi menyebabkan vegetasi yang ada di sekitar lerengnya mati karena terbakar dan tertutup pasir. Kalau punggung Merapi dibiarkan gundul, maka bencana serupa di Wasior berpotensi terjadi. Pada pertengahan musim hujan ini, adalah saat yang tepat untuk  menghijaukan kembali lereng Merapi. Maka pemuda gereja dan Banser NU (Bantuan Serba Guna Nahdatul Ulama) bahu-membahu menanam bibit pohon di desa Balerante, kecamatan Kemalang, Klaten, 6 Januari 2010.

****

Purnawan Kristanto's picture

Lebih Ingat Satenya

12945575611917743069Saat menanam pohon di punggung Merapi, saya bertemu dengan warga desa Pijenan yang pernah mengungsi di tempat pengungsian yang kami kelola.

"Bapak yang pernah mentraktir sate untuk pengungsi 'kan?" sapa ibu itu. Saya mengangguk sambil tersenyum geli.

Sebenarnya bukan saya yang mentraktir. Saya hanya menjalankan amanat dari penderma. Namun bukan itu yang membuat saya geli. Yang membuat saya geli adalah mereka justru lebih ingat "sate"-nya daripada lembaganya.

Itu sebabnya, sejak awal kami memang sengaja tidak menonjolkan identitas lembaga, membentangkan spanduk atau menancapkan bendera di lokasi bencana (Kalau belakangan ini kami mengenakan seragam rompi itu demi alasan "keamanan." Saat itu ada beberapa "relawan palsu" yang mengail di air keruh. Mobil juga kami tempeli stiker logo lembaga karena akhir-akhir ini muncul "portal swasta" di sepanjang jalan menuju lokasi bencana. Dengan tempelan stiker ini, maka mobil kami bisa lolos dari pungutan warga).

Purnawan Kristanto's picture

Elang Jawa Paska Erupsi Merapi

12941572121937675574

Saat mengantarkan bantuan ke Merapi, saya melihat elang jawa terbang  di lereng Merapi ( Selasa, 4 Januari 2010). Elang jawa atau dalam nama ilmiahnya Spizaetus bartelsi adalah spesies langka yang nyaris punah. Burung pemangsa ini berburu dari tempat bertenggernya di pohon-pohon tinggi dalam hutan.

Purnawan Kristanto's picture

Belajar dari Rumput yang Bergoyang

12930352852097494773

Pertama kali aku sampai di wilayah yang diterjang awan panas Merapi, atmosfer mendadak berubah seperti menonton televisi era 1970-an. Hanya ada dua warna yang dominan yaitu hitam dan putih dengan berbagai gradasi. Kayu-kayu pohon menghitam karena hangus terbakar. Seluruh permukaan yang ada di atas tanah berwarna abu-abu karena tertutup abu vulkanik.

Purnawan Kristanto's picture

HP..oh..HP [Catatan Ringan Relawan 6] [updated]

Merapi

Handphone memiliki peran yang vital dalam kegiatan tanggap bencana di Merapi baru-baru ini. Meski sudah ada alat komunikasi radio (handy talkie dan rig), namun untuk berkomunikasi jarak jauh, HP benar-benar membantu kerja para relawan. Para pengguna telepon nir kabel ini cukup beruntung karena hampir semua wilayah di lereng Merapi dapat dijangkau oleh sinyal HP.

anakpatirsa's picture

Bisul

        Gara-gara bisul, aku masuk rumah sakit.

        Bisul yang muncul bersamaan dengan bergemuruhnya Gunung Merapi sebelum gempa Jogja. Aku ingat urutannya, aku kena bisul, Merapi mau meletus, Jogja terkena gempa, Merapi tidak jadi meletus, bisulku pecah, lalu Mbah Marijan jadi selebritis. Menurut seorang teman, Gunung Merapi tidak jadi meletus bukan karena Mbah Marijan, tetapi karena bisulku meletus duluan.

        Sekarang, setelah empat tahun, urutannya lebih sederhana, Merapi meletus, Mbah Marijan mati konyol, dan bisulku dioperasi.

Purnawan Kristanto's picture

Wisata Bencana

Photobucket

Pemandangan wilayah yang tersapu awan panas Merapi membuat bulu kuduk merinding. Menginjak wilayah ini seolah-olah melihat televisi era 1970-an. Warna yang dominan adalah hitam-putih. Seperti melihat foto dengan format grayscale.

Sebelum ke wilayah ini, kami lebih dulu mendampingi guru dan karyawan SMP Kristen dan jemaat GKI  beranjangsana ke dusun Remeng, desa Tlogowatu. Dengan mengendarai 6 mobil, kami berkonvoi ke desa di sebelah tenggara  Merapi, berjarak sekitar 8 km dari puncaknya. Setelah menurunkan bantuan dan mencomot ubi goreng, kami berlima sengaja meninggalkan rombongan yang sedang menjalani ritus ramah-tamah.

Sasaran kami adalah puncak Deles, sebuah tempat wisata di Klaten yang mirip dengan Kaliurang. Suasananya masih sepi. Belum banyak warga yang kembali ke rumah masing-masing, namun barikade polisi sudah disingkirkan. Sesampai di tepian kali Woro, terlihat pohon-pohon yang hangus terbakar di sepanjang aliran sungai. Dengan perasaan miris kami mendekati jurang tepian kali Woro. Tiba-tiba seekor monyet melintas sambil menyeringai, menunjukkan taringnya. Ah, masih ada monyet! Ini pertanda baik bahwa wilayah ini akan segera pulih. Hewan-hewan liar ini mampu menyelamatkan diri dari sergapan awan panas.

Purnawan Kristanto's picture

Catatan Ringan Relawan (5)

KaligendolKepuasan terbesar relawan adalah ketika bisa meringankan beban penyintas bencana. Maka ketika mendengar di tempat tertentu ada pemyintas membutuhkan bantuan, maka adrenalin relawan terpacu. Mereka akan bergegas menuju lokasi untuk mengulurkan tangan.

Hal yang sama terjadi pada bencana erupsi Merapi ini.  Saat erupsi besar, tanggal 4 Nopember, mendadak timbul gelombang pengungsian. Mereka membutuhkan membutuhkan makanan siap santap dalam jumlah yang besar. Yang mengharukan, situasi kritis ini direspon masyarakat dengan sangat cepat. Tanpa dikomando dari pusat, namun berdasarkan solidaritas, mereka membuat nasi bungkus untuk dibagikan kepada pengungsi. Pada awalnya jumlah nasi bungkus hanya ratusan buah. Namun hari-hari berikutnya, jumlahnya bertambah drastis. Bahkan sampai mencapai puluhan ribu. Akibatnya, kami kewalahan mendistribusikan nasi bungkus.

riyanti's picture

Doa Hanya Sebatas di Bibir

Doa Bapa Kami sudah aku hapal sejak aku kecil, dulu karena disuruh oleh guru dan orang tua. Selama ini aku sering mengucapkan doa tersebut dengan lancar tanpa ada kata yang tertinggal. Tetapi pada saat aku berdoa besama keluarga dalam suasana mencekam erupsi merapi kemarin, aku sadari betapa berat mengatakan kalimat "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya".