Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Tidak ada bekas anak

mujizat's picture

Beberapa hari yang lalu sebuah siaran TV swasta membahas rumah tangga Aa Gym dengan isteri pertamanya, Teh Ninih yang mulai goyah, dan hari ini saya membaca DISINI dan tahulah saya kalau ternyata mereka berdua telah bercerai. Seperti banyak diketahui orang, Aa Gym yang bernama lengkap Abdullah Gymnastiar sebelumnya memiliki isteri pertama bernama Ninih Mutmainah yang akrab disebut Teh Ninih, dan dari pernikahan yang dilakukan pada tahun 1987 itu, pasangan ini dikaruniai tujuh anak, yakni Ghaida Tsuraya, Muhammad Ghazi Al-Ghifari, Ghina Raudhatul Jannah, Ghaitsa Zahira Shofa, Ghefira Nur Fatimah, Ghaza Muhammad Al-Ghazali, dan Gheriya Rahima. Lalu di tahun 2007, setelah “diam-diam main mata”, dai ini menikahi Rini-Alfarini Eridani yang akrab disebut Teh Rini. Rupa-rupanya kehadiran “madu” nya membuat Teh Ninih gerah, mengalami siksaan bathin walau mungkin disembunyikan rapat-rapat, dan akhirnya berujung perpisahan.

Ya. Jika berita itu benar, maka Teh Ninih saat ini menjadi BEKAS isteri Aa Gym, dan sebaliknya, Aa Gym menjadi BEKAS suami Teh Ninih. Bagaimana perasaan Teh Ninih saat ini, hanya dia yang tahu, dan bagaimana pula kondisi kejiwaan Aa Gym, hanya dia juga yang lebih tahu, selain juga “Awloh” yang tahu.

Akan tetapi, bagaimanapun juga, anak-anak kandung Aa Gym tetap berstatus anak-anak kandung Aa Gym, dan hubungan darah itu tidak mungkin terputus, walaupun misalnya ada yang ikut ibunya. Begitupun sebaliknya, anak-anak kandung Teh Ninih tetaplah menjadi anak-anak kandung bekas isteri pertama Aa Gynm itu, dan tidak akan pernah menjadi anak-anak kandung Teh Rini, meskipun mereka ikut bapaknya.

Ya, tidak ada bekas anak, tapi yang tertinggal adalah luka bathin, pertama-tama membekas di hati Teh Ninih, kedua membekas di hati anak-anak mereka, dan ketiga (kemungkinan adalah sebuah penyesalan) membekas di hati Aa Gym, itu pun kalau dia sadar bahwa semua itu lantaran ulahnya, dan kalau dia memang masih punya hati nurani yang baik.

Oleh karena itu Alkitab dengan jelas mengajar kita bahwa Allah membenci perceraian. Kalau karena "ketegaran" Israel, maka TUHAN terpaksa memberikan aturan tentang perceraian di Taurat, namun dari sejak semula tidaklah demikian  sebagaimana pengajaran Yesus.

Maka datanglah orang-orang Farisi, dan untuk mencobai Yesus mereka bertanya kepada-Nya: "Apakah seorang suami diperbolehkan menceraikan isterinya?" Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Apa perintah Musa kepada kamu?" Jawab mereka: "Musa memberi izin untuk menceraikannya dengan membuat surat cerai."  Lalu kata Yesus kepada mereka: "Justru karena ketegaran hatimulah maka Musa menuliskan perintah ini untuk kamu. Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu (Markus 10:2-8)

__________________

 Tani Desa

Huanan's picture

Bekas istri

Memang kalau hubungan antara Anak dan orang tua atau saudara ngak pernah ada kata " Bekas". Kecuali sama Istri. sudah bercerai bisa bilang :" Bekas Istri" :-)

Tapi Bang Miji, kadang saya suka melihat orang tua yang memutuskan hubungan pertalian dgn anaknya yg dianggap merusak martabat orangtuanya, lalu mereka mengumumkannya melalui iklan atau media massa.

__________________

Huanan

guestx's picture

bekas istri ?

 

jadi pengen tahu arti kata "bekas" untuk suami atau isteri. 

 

mencoba memahami dari arti bekas dalam KBI.

be·kas n 1 tanda yg tertinggal atau tersisa (sesudah dipegang, diinjak, dilalui, dsb); kesan: ada -- ban mobil di halaman; pd tembok ini tampak -- tapak kaki; 2 sesuatu yg tertinggal sbg sisa (yg telah rusak, terbakar, tidak dipakai lagi, dsb): runtuhan -- gedung-gedung besar; tidak ada -- nya lagi; 3 pernah menjabat atau menjadi ..., tetapi sekarang tidak lagi; mantan: dia adalah -- guru saya; dia -- lurah; 4 sudah pernah dipakai: barang --; usahanya adalah menjual dan membeli mobil --;

 

dengan definisi KBI, bekas istri dapat dimaknai  sbb (1) bekas istri = sosok yang tertinggal atau tersisa sesudah dipegang, diinjak dan dilalui. duh, benarkah begitu ?  (2) bekas istri = material yang tertinggal sebagai sisa (telah rusak, terbakar, tidak dipakai lagi). kayaknya kurang cocok, banyak yang 'bekas' istri punya nilai jual yang tinggi. (3) bekas istri = pernah menjabat atau menjadi istri, tetapi sekarang tidak lagi. ooo...ternyata istri atau suami adalah jabatan. eh, pada setuju gak? (4) bekas istri = istri yang sudah pernah dipakai. hah?! dipakai untuk apa? 

keempat definisi di atas, buat gw, gak ada yg cocok untuk mendefinisikan seseorang yg pernah begitu berarti di dalam hidup. 

daripada pake kata 'bekas', mengapa kita tidak pinjam istilahnya hai-hai, pakai kata 'super' (sudah pernah).  jadi, kita akan dengar orang bilang 'dia itu super istri saya.' terdengar elok di telinga. 

 

__________________

------- XXX -------

mujizat's picture

guestx, napa ngak kepikir ya?

guestx:

keempat definisi di atas, buat gw, gak ada yg cocok untuk mendefinisikan seseorang yg pernah begitu berarti di dalam hidup. 

daripada pake kata 'bekas', mengapa kita tidak pinjam istilahnya hai-hai, pakai kata 'super' (sudah pernah).  jadi, kita akan dengar orang bilang 'dia itu super istri saya.' terdengar elok di telinga.

Muji:

Sampeyan benar, istilah Bengcu "super" terdengar lebih manusiawi.

Napa ngak kepikir yah?

Tq. JBU.

__________________

 Tani Desa

mujizat's picture

Huanan, tragis

Huanan:

Tapi Bang Miji, kadang saya suka melihat orang tua yang memutuskan hubungan pertalian dgn anaknya yg dianggap merusak martabat orangtuanya, lalu mereka mengumumkannya melalui iklan atau media massa.

Muji:

Ya, sangat tragis kalau sampai begitu. Kalau saya "jadi Tuhan", orang tua seperti itu saya jewerrr sampai telinganya nyentuh tanah. Anak itu untuk dididik. Namanya juga anak, perlu didikan, ...

Pastinya orang tua seperti itu ngak kenal Tuhan Yesus.

GBU.

__________________

 Tani Desa

ebed_adonai's picture

@muji: dari judul...

Dari judulnya aja saya sudah setuju...Cool

__________________

(...shema'an qoli, adonai...)