Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Mati Muda

josh putra's picture

Di gereja tempat saya beribadah, ada dua orang pria yang sama-sama tiap minggu datang beribadah, sama-sama masih bujangan, dan sama-sama meninggal di usia 35 tahun. Namun ada perbedaan yang sangat mencolok dari keduanya pada saat mereka hidup…

 

Yang pertama sebut saja namanya Tono. Tono tiap minggu datang ke gereja dengan kakak dan kakak iparnya, satu mobil. Pokoknya rajin. Selamanya kakaknya datang dia pasti ikut. Nah satu hari kakaknya mengadu pada saya bahwa Tono walaupun tiap minggu ikut ke gereja dengannya, tapi sifat dan tindakannya sangatlah meresahkan. Lalu kakaknya menceritakan bahwa kedua orang tua mereka meninggal pada saat Tono masih kecil (bungsu), ketika sudah besar, dia punya pandangan negatif terhadap semua kakaknya, dia beranggapan bahwa semua kakaknya mengambil warisan orang tua tanpa menyisakan untuknya. Padahal kakaknya yang teman saya ini berkata bahwa warisan sudah dibagi rata, namun adiknya ini tidak percaya, sehingga tiap hari minggu pulang gereja dia keliling “silaturahmi” minta sejumlah uang pada kakak-kakaknya, kalo ga dikasih…. Tono tidak segan-segan mengancam dengan pisau… wah wah.

Satu hari tiba-tiba Tono sakit ginjalnya dan di bawa ke rumah sakit, satu minggu kemudian meninggal!! Yang menarik di rumahnya ditemukan deposito sebesar Rp. 120juta! Sebagian besar uang itu adalah hasil dari “silaturahmi”… uang itu akhirnya dicairkan dan dibagi rata alias dikembalikan untuk semua kakaknya.

Saya bertanya-tanya untuk apa dia datang ke gereja? denger khotbah tiap minggu apa hasilnya? Ironis sekali….

 

Sekarang saya mau cerita orang kedua yang meninggal di usia muda juga. Sebut saja namanya Budi. Dua tahun sebelumnya Budi datang ke gereja karena diajak teman, dan dia terima Tuhan Yesus dalam hatinya, lalu mulai aktif melayani dengan bermain keyboard di gereja, maklum pekerjaan Budi adalah guru les piano. Semakin hari Budi menunjukkan kerinduannya melayani Tuhan, dia setia, mengajak orang lain ke gereja, melayani tanpa kenal lelah, saya senang sekali melihat dia melayani.

Satu hari tiba-tiba Budi mengalami ganguan jantung dan pendarahan di otak. Langsung hari itu di operasi dengan menyedot darah di otaknya. Keesokan harinya saya dengan seorang teman membesuknya di rumah sakit. Duhhhh saya ngeri melihatnya, selang infus di beberapa tempat, selang-selang yang lain malang melintang di kepala, tangan, hidung, mulut, dan dadanya. Budi sudah sadar ketika saya datang tapi dengan kondisi seperti itu saya pikir ga ada gunanya berkomunikasi dengannya, sehingga saya berbicara saja dengan orang tuanya. Lalu setelah itu saya mengajak teman saya untuk menghampiri Budi lagi dan kita akan mendoakannya. Sesaat sebelum teman saya berdoa di pinggir ranjang itu, tiba-tiba kami mendengar Budi menyanyi dengan selang masih dimulut, tentunya suaranya sumbang dan jelek sekali…. Lagu yang dinyanyikannya adalah lagu “Allah kuasa melakukan segala perkara, Allahku Maha Kuasa…….” Tanpa saya sadari air mata menetes dari pelupuk mata saya….. Ada orang dalam keadaan menderita seperti itu masih bisa beriman bahwa Allah berkuasa dalam hidupnya! Saya datang untuk mendoakan, menghibur dan memberkatinya, tapi justru saya yang diberkati luar biasa.

Beberapa minggu kemudian Budi di Panggil Tuhan di usia muda…. Tapi menurut saya hidupnya sangatlah berarti… saya saksikan di gereja beberapa kaum wanita ikut menangis terharu, dan saya ceritakan sekarang di blog ini supaya lebih banyak lagi orang diberkati.

 

Dua orang yang sama-sama meninggal di usia muda, tapi memiliki cara hidup yang sangat berbeda…. Mana yang Anda pilih?

 

ORISINIL

tulisan ini murni pengalaman pribadi nyata yang dialami penulis untuk menjadi sumber inspirasi dan berkat bagi yang membacanya.

 

xaris's picture

Gantian tengok ah... =p

Hai Josh,

Memang lucu itu post jadi sampe soal foto yah =D Nah, lebih baik saya ke sini aja sekarang, gantian menengok kios kamu =)

Baca post ini mengingatkan saya akan satu artikel yang pernah saya baca judulnya Penderitaan. Klik di sini kalau mau ikutan lihat. Intinya banyak hal yang sama (baca: serupa) bisa terjadi pada berbagai orang, tapi bagaimana reaksi masing-masing pribadi bisa berbeda.

josh putra's picture

isi kiosnya baru dikit

thx ya... walau isi kiosnya baru dikit, tapi udah mau mampir. saya sedang berusaha memahami pemikiran, karakter, sosialisasi bolgger di sabda space, biar bisa mencair didalamnya. o ya... tulisan kamu enak dibaca, ringan jadi ga bikin dahi berkerut2 dan jadi berkat juga buat saya semoga buat yang lain juga. hanya sedikit bertanya2 kenapa xaris kasih koment nya di "mati muda" ya?
xaris's picture

Kalau bisa mau

Allo Josh,

Maksudnya "cair" itu gimana? Kalau maksudnya jadi membaur, jangan jadi terlalu cair, nanti Sabda kehilangan warna-warnanya yang indah (hm... logikanya nyambung kan?) =)

Soal Mati Muda itu saya tertarik mengomentari karena buat saya mati itu mengandung sukacita yang sangat besar karena bisa ketemu Tuhan. Tuhan Yesus sendiri mati di usia 33 1/2 tahun, jadi mati muda itu harusnya jadi dambaan, hehehe... Betul, semakin berpikir tentang kekekalan semakin melihat kematian itu cuma satu fase yang bukan akhir dari segala-galanya, bahkan awal dari sukacita yang penuh. Jadi, mati muda, why not =D

josh putra's picture

pendeta bangettttt

kamu betul! aku cuma masih merasa seperti murid baru di kelas sabdaspace yang sedang kikuk ga tau harus ngapain. iramanya belum dapet. aku cuma becanda aja tentang mati muda, tapi jawaban kamu betul lagi.... pendeta bangettttt!