Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Cinta Pertama

Purnomo's picture

Cinta pertama terkubur tapi tak lebur.

 Kata orang, jika mencintai masa sekarang saja tidak mudah mengapa harus mencintai masa lalu? Tetapi pertemuan dengan mantan kekasih cinta pertama sering menarik kita ke masa lalu untuk menikmati kembali gairah dan getar-getar hati penuh misteri yang lama terpendam diam dalam memori. Bernostalgia adalah tindakan yang paradoks di mana kita mencoba menghadirkan kembali masa lampau yang tak mungkin kembali. Tetapi, adakah yang salah dengan nostalgia? Bukankah bernostalgia tidak berdosa dan tidak perlu berdosa untuk bernostalgia?

Purnomo's picture

Cinta pertama dalam sebuah kotak

Kisah cinta sepasang kekasih yang tinggal dalam sebuah gang mendadak macet karena yang gadis mendapat kekasih baru dari kawasan gedongan. Biar mantannya telah berlapang dada seluas lapangan sepak bola, tidak demikian dengan ibunya. Perempuan setengah baya ini marah. Ia berteriak-teriak di depan rumahnya melancarkan tendangan-tendangan jarak jauh ke arah rumah mantan calon besannya yang berjarak 8 rumah. “Perempuan matrek! Begitu anakku tidak bisa lagi membelikan baju baru, dia cari laki-laki lain untuk dikuras dompetnya. Giwang emasku sampai digadaikan anakku gara-gara setiap 2 hari dia minta diajak jalan-jalan jajan bakso. Selalu setiap makan dia menghabiskan 2 mangkok. Sudah begitu, masih bawa pulang 5 bungkus buat orang rumah!”

Purnomo's picture

Cinta pertama – gone but not forgotten

Kamu mengajari aku bagaimana mencintai; kamu mengajari aku bagaimana menjalani hidup ini; kamu mengajari aku bagaimana tertawa; kamu mengajari aku bagaimana menangis, tetapi ketika kamu pergi, kamu lupa mengajari aku bagaimana melupakan kamu.

Purnomo's picture

Cinta pertama di bawah ketiak orangtua

Saya tak ingat persis tahunnya ketika menonton filem Twice Told Tales di bioskop Dhady Solo. Filem supernatural horror ini terdiri dari 3 cerita lepas dan 2 di antaranya masih saya ingat alur ceritanya karena dalam kehidupan nyata di negeri ini kisah itu sering saya jumpai. Saya akan menulis satu di antaranya di sini.

Purnomo's picture

Cinta pertama belum tentu cinta sejati

Dalam sebuah jamuan untuk kampanye makanan non-nasi disajikan beraneka rupa makanan dari singkong. Semua yang hadir bergairah menikmatinya. Bagaimana tidak bila singkong itu diolah dengan mentega, coklat, keju, telur, ayam, sapi, udang, cumi, kepiting, saus tirem dan sejenisnya. Yang kemudian menjadi bahan canda adalah pertanyaan “sebetulnya kita ini menyukai singkongnya atau pelengkapnya?”.

Purnomo's picture

Cinta pertama retak direntang jarak

“Kisah kasih di SMA itu bukan main indahnya. Tetapi kamu jangan punya pacar waktu di SMA. Mengapa? Pertama, karena selesai SMA kamu pasti akan tinggal tidak satu kota dengan pacarmu. Apa kamu tidak sutris kalau tresno pertamamu nanti berantakan gara-gara tinggal berjauhan?“ begitu nasihat saya kepada puteri sulung saya ketika ia akan masuk SMA.

Purnomo's picture

Cinta pertama beralas harta

Begitu mobil Ari meninggalkan halaman rumah kosnya, Eni berlari masuk ke kamarnya. “Aduh gimana nih, Mei. Pacarku ternyata anak orang kaya, punya mobil,” katanya kepada teman sekamarnya. Mei cemberut, “Baru punya APV sudah kamu sebut kaya.” Eni merebut buku yang sedang asyik ditekuni temannya. “Mei, bulan lalu aku seminggu jadi SPG pameran otomotif. Jadi aku tahu mana mobil mahal mana mobil murah. APV itu Alphard Premature Vehicle, Alphard yang lahir sebelum waktunya sehingga bisa dijual murah. Yang dibawa Ari itu Alphard beneran, bukan APV. Kamu tahu harganya? Tidak kurang dari 500 juta rupiah.”

Purnomo's picture

Cinta pertama terganjal mitos

Bergegas saya ke rumah sakit begitu mendengar teman saya meninggal. Di depan UGD saya bertemu putranya. “Papa meninggal tadi siang,” cerita mahasiswa kedokteran itu. “Di monitor saya melihat sudah tidak ada lagi aktivitas otak. Tetapi Nenek tidak mau Papa berhenti bernafas pada hari Sabtu. Ia tidak mengijinkan dokter melepas alat bantu kehidupan. Besok pagi baru alat-alat itu dilepaskan.”

Purnomo's picture

Cinta pertama jangan membuat bodoh

Cinta pertama memang berjuta rasanya sehingga membuat yang bersangkutan mabok berat tanpa perlu minum miras. Luapan emosi bagai semburan lumpur Lapindo menggerus indera dan rapat membungkus rasio. Gombloh berdendang jorok, “Tahi kucing pun rasa coklat.” Apalagi kentutnya. Biar habis makan pete sepiring penuh, baunya seperti parfum yang sebotol kecil sejuta rupiah harganya.

Priska's picture

First Love

Teringat Selalu pada pertemuan pertama

Hasrat hati ini semakin hari semakin membara

Untuk mengenalMu dan menyelami hatiMu

Rindu tak tertahan bertemu denganMu

    KasihMu menyentuh hati ini

    Bawa ku dekat selalu... kekasihku...

    Jiwaku rindu kehadiranMu

    Terpesona selalu pada diriMu