Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Fenomena "Nikah Tiga Orang"

Ari_Thok's picture

Minggu sore waktu aku lagi nyantai dirumah, duduk-duduk dikursi setelah tidur siang .. terdengar suara nyletuk ibu-ibu yang lewat dijalan depan rumahku "Eh, yang nikah beberapa hari yang lalu, anaknya sudah lahir, laki-laki". Perkataan yang cukup menggelitik bagiku. Beberapa hari yang lalu baru saja menikah sudah punya anak? Eh..eh...eh... cepat sekali .. apakah ada cara baru atau cara instant punya anak? Atau teknologi terbaru sudah menghasilkan bagaimana mempercepat usia kandungan sehingga anak bisa segera lahir? No .. no .. ini dunia nyata .. kita sedang tidak hidup di film hollywood yang mencetak anak dengan mesin. Atau petani yang memaksa percepatan pematangan buah mangga dengan bahan karbit. Sekali lagi ini nyata.

Dan ternyata pernikahan yang terjadi waktu itu juga lain daripada yang lain. Ini pernikahan tiga orang. Loh .. kok bisa? Ya, maksudku memang benar tiga orang. Satu pria, satu wanita dan satu anak berusia tujuh bulan lebih, yang ada dikandungan sang wanita. Kemungkinan sudah mulai menjadi kebiasaan dan mulai memasyarakat budaya menikah tiga orang ini. Tapi bagiku ini cukup mencemaskan. Kenapa? Karena ini terjadi juga pada lingkungan sekitar tempat tinggalku, bahkan terjadi juga pada teman-teman yang kukenal dan mengaku atau punya identitas, maaf, "Kristen". Lucu juga membayangkan saat pemberkatan nikah di Gereja, kalau orang ketiga yaitu bayi di kandungan bisa berbicara "Lho aku kok tidak ditanyain seperti ayah dan ibuku dengan janji pernikahan tadi? " heheh wah tambah ngaco ... ;p Bukan mencari kambing hitam sih siapa yang perlu disalahkan dalam kebiasaan "nikah tiga orang" ini. Tapi coba kita sedikit membicarakannya, dari apa yang berkembang di masyarakat, kemungkinan kita bisa tahu penyebab dari "nikah tiga orang" ini. Maaf, tulisan blog saya kali ini khusus yang berpikiran terbuka dan sudah dewasa. Dan kutemui dari obrolan, interaksi dengan teman, televisi dan media lainnya. Kalau pun terlalu keras dan gak enak dibaca, silakan diprotes dan minta admin untuk menurunkannya hehehhe

PERTAMA, apakah kebanyakan pria-pria sekarang sudah tidak bisa menahan, mungkin kata yang tepat adalah mengendalikan nafsu berahi-nya? Begitu melihat perempuan cantik, apakah langsung terbayang tubuh seksi dan berkhayal maaf "berhubungan intim dengannya"? Aku tidak tahu sih, dan aku bukan orang yang ahli bisa baca pikiran orang. Tapi dari kasus yang sering aku lihat di acara-acara kriminal televisi, atau acara "Fenomena" yang membahas kehidupan malam, pengakuan sang pelaku kejahatan yang dalam acara Fenomena sering dihadirkan "mistery guest", mereka mengaku pernah bahkan sering berkhayal seperti itu. Ini dipicu kesukaan mereka menonton video-video porno yang membuat imajinasi mereka cenderung ke hal-hal berbau porno. Wah ... aku jadi ingat obrolan hairdresser Madura langganan ku "Zaman sekarang, manusia kok mirip ayam saja, begitu sang ayam jago melihat ayam betina, langsung tubruk saja". Mengumbar sperma dengan sembarangan. Duh ... kenapa manusia kok malah meneladani ayam .. padahal ayam diciptakan bukan untuk menjadi teladan baik, tapi untuk diaduk bersama tepung bumbu, digoreng dengan minyak non kolesterol dua kali penyaringan, dengan api sedang, sajikan panas-panas bersama sambal dan nasi dari beras raja lele. Sedap euy .. hehehe ..

Lihat juga yang terjadi didunia remaja dan pemuda, terkhusus bagi mereka yang mempunyai komputer. Coba cek koleksi gambar di komputer mereka, kalopun tidak ada gambar-gambar porno kemungkinan besar koleksi gambar-gambar wanita cantik pasti dipunyai. Dengan dalih apapun mereka bisa beralasan. Ada yang bilang "Wajar", "Cuci Mata", tapi sekali lagi tak tahulah isi hati dan pikiran mereka, apakah ada terbesit keinginan untuk memiliki wanita2x cantik dalam gambar itu, sekadar berkhayal atau yang lebih parah dalam istilah para cowok sebagai "bahan". Aku sendiri pernah bertanya-tanya, apa maksud "bahan" dalam obrolan mereka? Melihat pengakuan kebiasaan para pecandu film porno ditelevisi, kemungkinan "bahan" maksudnya adalah bahan khayalan untuk, maaf, "masturbasi". Sedikit memperlebar tulisan, kebiasaan masturbasi yang sering juga dibicarakan di televisi, sekarang ini sepertinya kok "dihalalkan" ya. Seperti menjadi jalan pelampiasan nafsu, dan berpikir nggak ada yang dirugikan, karena dilakukan untuk kesenangan sendiri. Tidak merugikan orang lain. Btw, Firman Tuhan mengatakan, kalau seseorang melihat wanita dan menginginkannya dalam hatinya, dia sudah berzinah dalam hatinya. Apalagi kebiasaan masturbasi pasti tidak hanya menginginkan tapi juga membayangkan berhubungan intim. Jelas-jelas itu adalah PERZINAHAN.

Kalau dengan alasan kesehatan, dalam siklus cowok normal, sperma akan keluar sendiri jika kantung sperma sudah penuh, baik itu bersama dengan keluarnya air seni atau "mimpi basah" yang terjadi secara alami. Tetapi bukan sperma yang dipaksakan keluar dengan cara masturbasi. Kukira dosa sedang dibiasakan terjadi supaya tidak lagi terlihat berdosa, toh semua orang melakukannya. Atau dalam kasus-kasus lain, dosa diturunkan nilainya. Ada juga yang sedikit memakai topeng, semisal melihat dan menikmati keindahan tubuh wanita yang dikatakan sebagai "seni". Tubuh wanita seakan sudah menjadi "barang dagangan" yang bisa dilihat dan dinikmati siapa saja. Ada artis yang membuat pernyataan begini "Itu tergantung pikiran orang, kalau pikiran nya ngeres ya tetep ngeres". Hehe, aku sih geli dengan pernyataan tersebut. Memang sih aku gak terlalu paham menilai seni tubuh. Tetapi kalau analoginya seperti menikmati lukisan yang juga adalah seni, lukisan itu dilihat, dinikmati, direnungin dan dipahami. Lha kalau yang dilihat tubuh wanita, duh.. bukan menghakimi sih, tapi apa pikiran tidak pada jadi ngeres tuh .. Mana ada sih harimau lapar dikasih daging bakalan nolak .. kalau sisi seksual kita ditawarin hal2x yang berbau seksualitas dan sensualitas dari lawan jenis, apakah juga tidak akan tergoda? Ya .. manusia punya pikiran dan logika, seribu alasan bisa dibuat untuk melegalkan sesuatu yang disukainya dan dinikmatinya. Alasan uang, kesombongan atau popularitas .. bisa saja. Kembali ke masalah "Nikah tiga orang" tadi, kebisaan dari pria dan budaya zaman sekarang ini, mungkin bisa menjadi salah satu pemicu terjadinya tragedi "nikah tiga orang".

KEDUA, tidak hanya pria, apakah kebanyakan wanita-wanita sekarang juga sudah tidak bisa mengendalikan nafsu berahinya? Memang mungkin tidak separah para pria, tetapi wanita-wanita sekarang juga sudah mulai berani mengumbar kemolekan tubuh mereka. Ketika dia tahu tubuhnya seksi dan wajahnya cantik, muncul jenis seni baru disamping seni- seni yang sudah lebih dulu dipatenkan, semisal seni lukis, seni tari atau seni peran. yah, seperti yang tertulis di poin pertama tadi, seni tubuh. Kok mau-maunya ya dijadikan "barang dagangan", "obyek pemuas mata" yang bisa dinikmati siapa saja. Kalau menurut aku, para penyedia seni tubuh yaitu wanita-wanitanya mungkin hanya berpikir pendek. Tidak terlalu peduli apa akibat dari keterlibatan mereka di dunia seni tubuh itu. Kemajuan media sekarang membuat sesuatu bisa dikonsumsi siapa saja, dari golongan mana saja dan umur berapa saja. Lha kalau dari sejak kecil anak-anak sudah dipenuhi dengan hal2x seperti itu, mo dikemanain generasi penerus kita ... Kemolekan dan keindahan tubuh wanita yang seharusnya menjadi hak pertama dan hanya hak untuk suami sekarang direnggut dan bisa dinikmati oleh banyak orang. Dari kasus video-video porno yang bikin heboh dan sudah diungkap kepolisian maupun yang "belum terungkap", beberapa wanita ternyata ada juga yang dengan sengaja mengumbar kemolekan tubuh mereka. Entah dengan alasan seperti diatas atau tidak, tapi yang jelas sudah tidak wajar lagi perilakunya. Apakah wanita juga punya koleksi gambar cowok2x ganteng di komputer mereka dan melakukan "masturbasi" juga, wah kalau itu aku tidak tahu. Saat kulihat di televisi yang dibahas soal pria. Tapi, mungkin saja ...

Anyway, Melakukan hubungan intim saat pacaran tentunya atas persetujuan dua orang ... gak mungkin satu pihak. Kalo itu satu pihak berarti telah terjadi kasus pemerkosaan. Entah rayuan apa yang dikeluarkan sang cowok atau sang cewek yang gak mau kehilangan sang cowok, takut diputus kalau tidak melayani, atau seperti kata-kata yang sering muncul dalam "film remaja yang disinetronkan" atau "sinetron remaja yang difilmkan" ... "pembuktian kalau bener-bener cinta". Duh ... kalau memang bener cinta .. ya nikahi dulu donk .. diresmikan dulu .. kalau gak ada modal .. ikut nikah gratis saja .. hehehehe ... Berumah tangga itu bukan soal seks melulu, tapi butuh modal cinta dan harta, eh ... malah nafsu berahi dulu yang diutamakan .. piye to ...

Lingkungan, perkembangan teknologi dan budaya rusak yang masuk dan berkembang tentu tidak bisa kita salahkan ataupun kita tolak kehadirannya di sekitar kita. Tetapi kita tetap bisa mengontrol apa yang masuk ke hidup kita. Kita bisa memilih ikut budaya dan kebiasaan para cowok dan cewek sekarang seperti pada poin pertama dan kedua, atau memilih budaya dan kebiasaan yang baik. Kalau budaya dan kebiasaan buruk bisa diciptakan dan dikembangkan, tentunya budaya dan kebiasaan yang baik juga bisa diciptakan dan dikembangkan. Pernikahan "tiga orang" kukira bisa dicegah, kalau dua individu punya basic hidup yang baik, di tambah komitmen berdua untuk berpacaran yang sehat. Satu kalimat yang pernah dengar di gereja, "Karena aku mencintai dia, maka aku menikahi dia. Karena aku menikahi dia, maka aku harus mencintai dia." Jadi kalau kau sayang dan cinta sama pacarmu, nikahi dia. Seks terindah akan kau dapatkan setelah kau menikahinya. Seks memang ditempatkan setelah menikah, bukan saat pacaran. Ingat itu !!

__________________

*yuk komen jangan cuma ngeblog*


*yuk ngeblog jangan cuma komen*

y-control's picture

satu sisi

Mungkin akan lebih bijaksana kalau kita tidak hanya menyalahkan tubuh wanita yang memang punya tubuh yang oleh masyarakat dianggap bagus dan proporsional (mungkin ini yang dimaksud dengan seksi ya? saya sendiri kurang tau hehe) saja ya mas ari.. tapi sebagai pria, melihat wanita yang menarik memang kadang bisa sangat 'mengganggu' pikiran. Nah mungkin kalo ada saatnya menghadapi situasi seperti itu, kita bisa memfokuskan pada sisi lain dari cewe yang menarik mata anda itu. Misalnya, eh setelah dilihat-lihat di sela-sela gigi cewe cakep itu ada sisa-sisa daging rawon (pikiran jorok bisa diganti dengan humor), atau setelah kita lihat ternyata selain cakep, dia kayaknya juga pintar karena waktu itu lagi baca buku bagus. Atau cewe cakep itu kok mirip siapa ya? cewe cakep itu kok pakaiannya mini seperti itu ya? padahal rok mini itu kan mode tahun 70an.. apa bedanya dengan yang sekarang? (lalu kita bisa mengalihkan pikiran kepada soal tren fashion, cultural studies, dll dan bisa kita tulis sebagai paper kecil2an) atau kalau pintar berimajinasi kita bisa membuat cerita fiksi yang inspirasinya dia.. masih banyak sih sebenarnya cara, tapi kalo memang kita jomblo atau memang suka berkawan ya ajak kenalan juga bagus saya sih berharap mas bisa mendengar pendapat wanita tentang bagaimana perilaku pria yang membuat mereka bisa jatuh ke dalam perzinahan juga. Atau mungkin ada yang mau nulis di blog ini juga? Intinya, dua-duanya (kaum pria dan wanita) bisa saling intropeksi tanpa saling bertengkar..
Ari_Thok's picture

Memandang dari Sisi yang Lain?

Hehehe .. bukannya bertujuan menyalahkan tubuh wanita, aku hanya ingin memancing dan memunculkan kesadaran saja baik dari pihak wanita nya maupun dari para pria untuk lebih menghormati dan menghargai tubuh wanita. Embarassed

Wah memandang wanita dari sisi lain? Hmmm .. poin yang bagus, ndak melulu dari sisi seksualitas dan sensualitas. Kayaknya y-control jago berimajinasi nih Tongue out

__________________

*yuk komen jangan cuma ngeblog*


*yuk ngeblog jangan cuma komen*

Dancing In The Night's picture

Hormati juga wanita

Tq mas Ari_Thok, I agree with u
__________________

Namaku: Yulia