Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Apakah aku juga gila?

greeny's picture

"Hahahahhhaa......", sambil garuk-garuk kepala perempuan itu mencibirkan lidahnya ke aku.
Aku hanya melongo, dengan ekspresi wajah yang tidak jelas.
Teman di sebelah menyikut lenganku dengan pelan,
sambil berbisik bahkan dengan sedikit agak bergetar,
"Perempuan itu gila".
"Oh!Perempuan itu rupanya sudah gila.

Jadi ingat, tepatnya waktu itu masih di rumah orang tua. Hari itu, aku pulang dari sekolah dengan seragam putih biru. Pas belokan masuk gang ke rumah, tiba-tiba ada seorang
pria teriak-teriak dari belakang. "serbu!! Aku semakin mempercepat langkah, bahkan setengah berlari. Kurasakan tangan sudah dingis. nafas sudah tersengal-sengal.
Tetapi si laki-laki itu dengan "kejamnya" mengejar bahkan dengan teriakan yang lebih keras, "tembak dia, bunuh dia!!

Laki-laki itu tidak tahu apa yang kurasakan. Laki-laki itu tidak melihat ketakutan, kelelahanku. Dia punya keinginan sendiri. Dia punya dunia sendiri
Dan dia hanya ingin melihat apa yang ingin dia lihat.Dia hanya ingin melakukan apa yang ingin dia lakukan.
Dan kata orang-orang, " Dia itu gila"

Kemarin mendengar dari penjelasan seorang dokter, bahwa penyebab orang bunuh diri karena depresi. Ujung depresi ketika tidak ditangani adalah gila atau bunuh diri.Menurut penelitian yang dilakukan oleh WHO,
trend saat ini adalah justru usia muda yang banyak mengalami kegilaan. Aku semakin ngeri.

Ada banyak teori tentang kegilaan. Tetapi jelas yang kurasakan, ini bukan teori. Orang gila membuat aku tidak nyaman. Orang gila bahkan bisa membuat aku juga gila. Orang gila , terlepas dari apapun yang menjadi pemicunya atau yang salah siapa
atau bagaimana penanganannya. Tetap membuat aku sangat ketakutan. Keberadaan orang gila membuat aku terus menghindar bahkan terus berlari. Tetapi di sisi lain,sepertinya ada tarikan kuat untuk mengenal dunia mereka yang katanya "gila" itu.

Sebuah pertanyaan aneh pernah saya tujukan kepada seorang pendeta
"pak pendeta, kok di gereja kita tidak ada pelayanan bagi orang-orang "gila"?
"Ah, cuma orang gila yang bisa melayani orang gila dan rasanya di gereja kita belum ada orang seperti itu"
LAgi-lagi jawaban itu hanya menyisakan rasa penasaran yang agaknya berlebihan dalam diriku. BAGAIMANA DENGAN ANDA?

Aku sangat kaget sekali, ketika Ayub berkata kepada istrinya, " Engkau berbicara seperti perempuan gila" (Ayub 2:10)

Saat kecendrungan diri ini adalah memaksa orang lain untuk memuaskan si aku
Saat semua isi doa adalah demi untuk si aku
Saat tidak lagi mempunyai kesadaran tentang siapa manusia dan siapa Tuhan
Bahkan sampai memaksa Tuhan untuk aku, aku dan aku
Maka si Aku di sana adalah si aku yang sudah gila

Di dalam kamus besar bahasa Indonesia, kta gila sering dipasangkan dengan kata waras sebagai antonimnya.
Di dalam Alkitab sendiri, kata gila (gilakah) digunakan sebanyak sembilan belas kali. Sementara, kata waras (tidak waras/sudah waras) digunakan sebanyak empat kali.
Arti gila di dalam penggunaannya adalah  : shaga` {shaw-gah'} , menunjuk pada :- Lupa diri karena pandangan mata
- Pura-pura gila
- Kecepatan yang di luar kontrol/kehilangan kontrol diri
- Orang yang mengutuki Allah
- Ketidak-mampuan menerima/menghadapi sesuatu
- Orang yang tidak kunjung sadar bahwa apa yang dilakukannya adalah salah dan telah merugikan banyak orang
- Orang yang suka memperdaya sesamanya
- Orang yang menganggap dirinya adalah nabi
- Orang yang mabuk
- Orang yang congkak
- Orang yang memiliki keinginan sangat besar sekali untuk sesuatu yang salah

Kalau pengertiannya seperti itu, menurut saya persentase orang gila di sekitar kita meningkat dengan sangat tajam.
Mungkin di dalam keluarga kita, lingkungan pekerjaan, gereja bahkan mungkin juga saya atau saudara.
Kenyataan ini bukan untuk diabaikan, tetapi biarlah semakin menggerakkan kita untuk mengevaluasi diri dan melayani sesama, bahkan untuk lebih banyak beraksi melebihi teori yang hanya sebatas wacana.

 
 

alwaysviona's picture

tapi gila kan ada banyak

tapi gila kan ada banyak arti... :P

greeny's picture

Tambahin Dunk

Itu tulisan juga harus diakui belom memuat makna sepenuhnya, juga dari segi klinisnya. Tulisan ini terbuka untuk ditambahin atau dikurangin atau dikoreksi, toh tujuannya supaya lebih mempertajam lagi. Ini pengalaman pribadi yang baru-baru ini ketemu ma orang yang dari penampilan sangat seram dan kata orang, dia itu gila.

makasih ya Viona, mudah-mudahan dari segi klinisnya saya bisa ketemu langsung sama ahlinya.

Penonton's picture

Gila itu adalah....

Dear Greeny,

 

Numpang ikutan yah...sekalian kenalan  : )

Saya memang bukan seorang EDANOLOGY...atau...ILMU-Gila.....tapi saya juga sempat mempunyai pengalaman dengan orang-orang "GILA" yang dianggap kurang waras di masyarakat ataupun mungkin orang-orang yg tingkat ke-gilaan'nya sudah parah sehingga dianggap "Wong Gendeng" di masyarakat.

Pengalaman saya berawal ketika saya masih remaja.Saya sendiri sempat meragukan kewarasan saya , berhubung saya mempunyai jiwa seni yang mengalir di dalam darah saya.

Pada waktu itu , banyak teman-teman yang tidak menyadari akan "ke-gila-an" Penonton.

Dikala berbicara.....sepertinya biasa-biasa saja....

Berbicara tentang film,musik,pelajaran sekolah, dan politik juga biasa-biasa saja.....

Akan tetapi.....jika sampai Penonton diberi alat lukis dan sebidang kanvas.......nah baru deh keliatan......"Isi Kepala" Penonton yang dituangkan liar kedalam bidang kanvas.....

Saya tidak pernah tahu, mengapa saya bisa meng-ekspresikan perasaan dan pikiran saya sedemikian rupa diatas sebuah kanvas....

Sekedar tambahan...

Saya memang mempunyai kelebihan dibidang seni lukis, hal yang sama juga dimiliki oleh ayah dan kakek saya.Beberapa kejuaraan, termasuk kejuaraan melukis sketsa Mesjid Al-Fuqron ( kalau gak salah tulis ) IKIP Bandung untuk daerah se-Jawa Barat, juga sempat saya rebut  Piala Juara ke-1-nya.

Yang pasti...bukan hanya satu atau dua orang yang pernah "nyeletuk" bahwa mungkin otak Penonton "sedikit" mempunyai kelebihan, sehingga terlihat sedikit eksentrik....atau mungkin bahasa gaulnya....agak geloo.....

Saya sempat stress dengan omongan orang-orang dan saudara-saudara saya yang sering meledek saya dengan julukan seniman edan....atau gelo...dalam bahasa sunda.....

Hal tersebut diperparah dengan berkembangnya serta sertambahnya intelegensi seseorang, sesuai dengan bertambahnya umur, dimana sering kali....dikala berbicara dengan orang lain......Penonton juga mulai merasa sulit untuk bisa saling mendapat titik temu...alias...susah nyambung.....( gawat neh..)

Hal itulah juga yang membuat saya mencoba mencari tahu, dengan cara banyak membaca buku-buku ( asal mula kebiasaan Penonton untuk selalu membaca di setiap waktu ) psikologi, pengetahuan umum, kedokteran, dan banyak lagi...

Bagi saya.....kegilaan adalah sebuah gejala kejiwaan yang berkembang,ber-prilaku ke arah yang tidak sejalur dengan hal-hal dianggap NORMAL ( yang berkembang, sering dilakukan, dianggap wajar oleh komunitas Masyarakat ).

 

Sebagai contoh:

Seseorang yang tumbuh dan berkembang di komunitas yang menjalankan tata cara kehidupan yang menganut kebudayaan adat, dimana orang tersebut bisa saja dianggap gila, hanya karena nekad memutuskan untuk berani tampil beda.

Saya ingat..pada tahun 1990, dimana trend mengecat rambut belum seperti sekarang ini.Saya mempunyai seorang teman wanita yang telah mengecat rambutnya dengan warna PINK yang Jreeeeng.....

Waaa.....pada waktu itu.....dia sampai di skor di sekolah.......dianggap Gilaa....dan...yang nggak tahan.....orang-orang di jalan, selalu menyempatkan diri untuk menoleh ke arah teman saya tersebut ( pura-pura nggak kenal deh...)

Banyak anak kecil.....yang berteriak-teriak......"NU GELO.....Nu gelo...." (sambil menunjuk ke arah sang teman), yg artinya...."Orang Gila...orang gila.." dalam bahasa sunda....

Padahal, jika hal itu terjadi 10 tahun kemudian.......BIASA SAJA !!!

..apalgi jika terjadi di luar negri.....

Apa anehnya coba...????

Banyak yang lebih aneh lagi kok...

...ada yang rambut warna kuning, merah, pelangi, dan bahkan corak macan tutul ( pernah lihat rambut corak macan tutul ? )

 artbaselnewman.jpg

Hal yang sama jug juga saya lihat ketika saya bersekolah di sebuah Akademi Seni Rupa di Benua Australia.

Wah....wah...wah.......dari guru'nya....murid-murid, pengamat seni, sampai kolektor......buanyaaak....yang tampang dan kharakter jiwanya aneh-aneh.....

Saya baru menyadari......bahwa saya memang mempunyai jiwa seni yang kental......tapi itu belum lubeeer...sampai banjir ke luar...sehingga merubah penampilan fisik saya secara total...!!!!

Penampilan fisik Penonton terbilang sangat waras bagi ukuran anak seni.Rambut nggak di cet, tampa tatto, dan nggak pake asesoris yg aneh-aneh......

Kesimpulannya apa ?

Kesimpulannya adalah Penonton ternyata tidak edan....begitu ?

Eh....jangan senang dulu.....

Menurut pakar-pakar kejiwaan.....setiap manusia PASTI mempunyai unsur Ke-TIDAK-WARASAN di dalam masing-masing dirinya.

Artinya apa ?

Artinya tidak ada SEORANGPUN yang benar-benar 100% WARAS....

Bagi orang yang secara yakin menganggap dirinya waras pun.....MASIH ada yang tersisa SEDIKIT segi ke-gilaan dan eksentrik yang terdapat di dalam dirinya ( silahkan dicari masing2 ).

Mungkin anda bisa mentertawakan Orang Gila hanya karena anda merasa waras, dan anda yakin Orang Gila tersebut berada di Dunia Orang Waras.

Coba Dibalik....

Jika anda berada di Dunia Orang Gila.....dan anda hanya seorang saja yang "merasa" waras.....

*( tanya ko Hai : beliau juga mempunyai pengalaman mengamati dan bergaul dengan orang2 gila di "panti" yg diasuhnya )

Apa yang terjadi ?

Anda yang di cap gila oleh orang-orang tersebut......

Saya setuju jika Orang-orang gila HIDUP dalam dunia mereka tersendiri.

Ok deh......cape ngomongin orang gilaa......

Tulisan ini akan ditutup dengan perkataan seorang artis tak dikenal.....yang berkata

" Dunia tidaklah seru tampa adanya orang-orang Gila, beserta dengan ke-Gila-an mereka ".

(aka.Noname)

Silahkan setuju dan silahkan menolaknya....

 

Terima Kasih,

 

From Oz far..far..away

 

 

 

__________________

xxx

Rusdy's picture

N'ton gile

Oooo, jadi penonton itu gila??? :P

(rusdy ngabur sebelum direjeng batu)

Penonton's picture

@Rusdy : berbahagialah dengan ke-gilaan yg kau miliki....

 

Dear Rusdy,

 

Rusdy-ku yg tersayang.....ciee...kayak ke siapa ajaa.....

( Sambil siap-siap pegang penggebuk lalat )

Kamu ini gimana seh....?

Jauh-jauh disekolahkan ke Australia..masak nggak bisa ngerti dengan penjelasan yang aku tulis....

Khan sudah perjanjian.....dimana sesama Ozzie....dilarang saling meng-gigit......masak lupa seh.....

Kalau bicara tentang kegilaan....memang setiap manusia pasti memiliki "Kadar " kegila'an mereka masing-masing.

Kadang-kadang ketika kita sedang suntuk..sedang BT...dan sedang bosan luar biasa......

Sering juga timbul ide-ide "Gila " yang hanya mungkin dilakukan demi mencari sebuah suasana dan hati yang sedang mendung.

Itulah mungkin sebabnya, anak-anak ABG dan remaja sering keluar rumah....kumpul bareng bersama rekan dan teman-teman.....khusus hanya untuk "Gila-gila'an" di jalanan atau bahkan di Mall-mall....

Mereka bisa saja kebut-kebutan......melakukan hal-hal nekad yang dilakukan hanya demi sekedar mengadu nyali.....

Apakah itu berarti bahwa mereka itu Gila ?

Apakah mereka kurang waras....sehingga berani memacu motor bebek sampai dengan 150km / jam di jalan sempit yang penuh dengan kendaraan-kendaraan lain ?

Cobalah di renungkan....

Hal-hal yang kita rasa atau katagorikan sebagai sebuah kegilaan, belum tentu dirasakan sama bagi sebagian orang lain.....

Jadi kesimpulannya apa ?

Tergantung tempat, situasi, dan waktu.....serta sudut pandang, dimana kita berpijak dan menyingkapi sebuah "Ke-gila'an ".

Ok deh....semoga penjelasan ini bisa menjadi sebuah masukan...

Sebagai penutup.....coba tutup mata sebentar Say.....ur....

PLAK.....Plak...plaak.....

( Penonton meng-geplak Rusdy dengan peng-gebuk lalat )

Aahh...legaa deh.....

Ha ha ha.....

 

FROM OZ far..far..away..

__________________

xxx

greeny's picture

Penonton, rambutmu model macan tutul ga?

Salam kenal Penonton,

dikau  ternyata salah satu dedengkot ya di pasar klewer. Dedengkot yang produktif :)

jadi konklusinya semua orang pada dasarnya gila yak?? Hehhehe termasuk diriku dan dirimu dong (wheeeewww)

Apapunlah itu definisinya, kenyataannya banyak orang sudah sangat gila sekali sampai mengganggu orang lain, tetapi lebih gilanya lagi gak pernah sadar-sadar. cape dechhh

Penonton's picture

@Greeny : Salam kenal juga yah....

Hii Greeny,

 

Salam kenal Greeny......

Senang melihat anda bergabung bersama di Klewer ini...

Aku suka lhoo dengan alvatar yg Greeny pasang hi hi hi lucu sekali yah...kodok hijau....mejeng di dahan.....ha ha ha.....lucu banget lihatnya......he he he...( nggak bisa berhenti tertawa ...aduuh....gawaat....ada....guna-guna'nya nih........kodok hijau....stooooop.......stop....)

Hmm....masalah dedengkot.....kayaknya...salah penempatan deh....

Yang pantas di sebut dedengkot itu.....misalnya Cie Joli.......trus....Mas Viesnu yang super cerewet......coba bayangkan....cowok tapi super cerewet.....gimana nggak seru coba ...he he he....

Hmm.....trus....Raissa Endora juga bisa disebut dedengkot......

KEN...Ko Hai-hai.....Samuel F, Pak Pur, Ari Ke-Thok....( bukan Ari Ke-Thek lhoo...nanti ngamuk orangnya....ha ha ha )....

And.....Jesus Freak......

Nah mereka-mereka itulah yg kayaknya lebih pantas disebut dedengkot....

OK Greeny ?

Udahan dulu yah....

Kita ketemu di sudut pasar lain kali...

Byee...

Thanks untuk komentarnya....

 

FROM OZ Far..far..away

__________________

xxx

albertus's picture

gila.!!!!

biarlah orang bilang kita gila karna perubahan kita

dan kita berkata  dia gila karna masih sama sperti kemarin

"ih, tambah banyak orang gila dong"

kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk

__________________

bukan kah hidup lebih penting...?

greeny's picture

Albertus gilakah?

kalimat di atas cuma untuk mempertegas saja. memangnya pernah ya dikatai gila?

tapi aku setubuhlah opssss salah maksudnya setuju dengan ungkapan kamu

"biarlah orang bilang kita gila karna perubahan kita dan kita berkata  dia gila karna masih sama sperti kemarin"

dengan catetan, "kegilaan/perubahan" itu pada tempatnya, dan baik. standarnya apa? Ya back to the Bible

sandman's picture

Sesama...

SAMA SAMA Orang gila dilaranga MENGGILAI...

 

Karena kita sungguh berharga bagi-Nya dan Dia mengasihi kita.

__________________

greeny's picture

Sand, siapa menggilai siapa?

Kamu termasuk orang gila juga toh? Gila versi apa dulu neh? makin parah yak dunia semakin penuh dengan orang gila

Purnomo's picture

Di sini ada orang gila.

Greeny wrote:

 

"pak pendeta, kok di gereja kita tidak ada pelayanan bagi orang-orang "gila"?

"Ah, cuma orang gila yang bisa melayani orang gila dan rasanya di gereja kita belum ada orang seperti itu"

 Di gereja saya pernah Panitia Paskah menggalang dana untuk rehabilitasi orang gila gara-gara ada orang gila yang mangkal di depan gerbang gereja. Waktu siang ia pergi mencari makan, waktu malam ia berbaring di gapura gereja berkata-kata sendiri, menyanyi entah lagu apa dan meneriakkan kata-kata makian yang super cabul. Dana yang terkumpul cukup banyak. Yang kemudian dibingungkan adalah siapakah yang mau ditugaskan membawa orang ini ke RSJ.

 

Saya ditawari tugas itu. Saya menolak. Karena, ia masih punya keluarga dan menurut saya ijin tertulis dari keluarganya harus kita miliki. Alasan kedua adalah apakah kita yakin orang gila itu menderita? Jangan-jangan begitu dimasukkan ke RSJ malah ia meninggal. Jika ini terjadi, saya kuatir gereja yang disalahkan oleh keluarganya. Akhirnya, proyek ini tidak dilanjutkan. Biasa, gereja sering pandai membuat rencana kerja yang hanya bagus di atas kertas saja.

 

Hanya orang gila saja yang bisa melayani orang gila, begitulah kata pendeta Anda. Seorang blogger di sini pasti ngakak membaca pernyataan ini karena ia punya minat terhadap orang gila. (Mudah-mudahan ia tertarik untuk mengisahkan pelayanannya terhadap orang gila di situs ini)

 

Seorang jemaat gereja kami kena penyakit parno berat. Ia memakai topi walau dalam ruang ibadah. Bajunya dipakai terbalik. Bila ada di ruang terbuka, ia menutupi kepalanya dengan jaket. Ceritanya kepada saya, jauh di atas langit ada satelit mata-mata Amerika yang bisa memantaunya. Ia tidak ingin dikenali satelit itu. Ia takut diculik. Ia juga tidak suka menonton televisi karena tivinya begitu dimatikan sebelum layar menghitam semua ada titik terang di tengahnya. Itu tanda ada kamera tersembunyi di dalamnya.

 

Ia mencurigai setiap orang yang memandanginya sehingga sering berkelahi di jalan dengan akhir yang sama, ia digebuki orang banyak. Sering ia berjalan di tengah jalan yang ramai dengan kedua tangan terentang.

 

Ketika saya diajak menangani orang gila ini saya menolak. Minat saya tidak di sini. Tetapi teman saya tetap pada pendiriannya. Ia membelikan obat-obat untuknya yang oleh ibunya dicampurkan ke dalam makanannya. Ia tidak mau minum obat karena yakin ia tidak sakit. Ketika obat-obat tidak meredakan parnonya, teman saya membawanya masuk ke RSJ dan ia indekos di sana entah untuk berapa bulan.

 

Kemarin di gereja saya bertemu Si Parno ini. Ia sudah bekerja sebagai salesman besi dengan sepeda motornya. Ia bercerita dengan sepeda motor ia juga pergi ke luar kota, ke Temanggung, Parakan sampai Wonosobo.

 

Dengan kesaksian ini saya ingin mengatakan tidak adanya minat gereja terhadap orang gila janganlah mematikan minat kita bila kita – dengan uang pribadi – memang ingin melayani orang gila.

 

Gila yang dikisahkan oleh Penonton lebih kepada keberanian seseorang untuk mengungkapkan ide atau pikirannya atau tindakannya yang tidak sama dengan norma-norma yang sedang berlaku atau yang sudah mapan. Nah, kalau gila yang seperti ini saya punya minat. Dulu saya sering waktu malam duduk bergadang dengan para penghuni kampus ASRI di Gampingan Jogja, bahkan tidur di kos mereka. Saya senang berdiskusi dengan mereka karena mereka bisa membahas perbedaan-perbedaan (misalnya) agama yang kami yakini tanpa saling menyalahkan.  Mungkin di kampus inilah bibit gila saya mendapat pupuk yang tepat. Kegilaan mereka tidak membahayakan orang lain yang berbeda jauh dengan Si Parno.

 

Salam.

 

greeny's picture

Pak Pur, orang gila menderita

jadi mikirin kalimat bapak nih

"apakah kita yakin orang gila itu menderita? Jangan-jangan begitu dimasukkan ke RSJ malah ia meninggal. Jika ini terjadi, saya kuatir gereja yang disalahkan oleh keluarganya"

Kalau orang kebanyakan sih berpikirnya orang gila ya harus masuk rumah sakit jiwa. Tetapi banyak orang yang dipikir gila tidak mau ke rumah sakit gila, karena merasa diri tidak gila.

jadi ketika mereka dipaksakan untuk menuruti keinginan orang-orang kebanyakan , apa itu juga menambah penderitaan mereka? Jangan-jangan hal itu juga bisa memperparah kegilaan mereka yang tidak pernah disadari atau tidak pernah mau diakui.

hmmm