Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Antimusik dunia

murasawa's picture

Sejak saya mengenal Raissa di komunitas ini saya terkesan dengan sifatnya yang antimusik dunia (istilah tepatnya saya juga belum nemu). Yang jelas banyak di kalangan orang kristen yang terjebak dalam dikotomi musik gereja(wi)/rohani dan musik dunia(wi)/rohana hehehe.. padahal patokan dikotomi ini juga relatif sekali, tergantung siapa yang membuat patokan dan menurut saya lebih kearah selera.

Teringat beberapa waktu lalu di gereja saya ibu Pendeta menantang jemaatnya untuk komitmen tidak mendengarkan lagu dunia lagi dengan alasan liriknya ‘ngga aman’, dedikasinya tidak untuk Tuhan, malah sampe alasan seram bahwa ada beberapa band dunia yang menggunakan kuasa gelap untuk melariskan album lagunya. Nah, jemaat yang mau komitmen untuk tidak mendengarkan lagu dunia(wi) diminta untuk mengangkat tangan, nah (lagi) saya termasuk salah satu yang mengangkat tangan. Saat ditantang seperti itu entah kenapa suasana hati saya lagi antimusik dunia, dan tekad untuk tidak mendengarkan musik dunia sama sekali begitu kuat. Satu hal yang saya lupa ialah saya tidak sempat berpikir panjang untuk mengambil keputusan tersebut, pertimbangannya dangkal, tanpa lihat realita. Di kota saya kuliah, Manado, hampir full musik, dan mayoritas adalah musik dunia. Betapa tidak, di kota saya sebagian besar mikrolet (oto) memasang sound system keren dengan loud speaker yang lumayan dahsyat, malah kadang ada yang menyertakan layar LCD untuk menampilkan video klip musik. Saya tinggal di kos yang berdinding tripleks, dan ponsel tetangga kamar saya hampir selalu memperdengarkan lagu dunia, dan pemilik kos yang tinggal di bawah juga hobby putar musik (campur, kadang dunia and kadang rohani) keras-keras. Di mall, cafe, lounge, warnet, resto, swalayan, dan tempat umum lainnya pun hampir selalu menyuguhkan sajian musik yang lagi ngetop untuk telinga pengunjungnya. Setelah beberapa MENIT setelah saya keluar dari gereja, saya langsung melanggar komitmen saya karena mikrolet yang saya tumpangi memasang musik dunia, nah lo.

Sebelum melangkah lebih jauh saya ingin mendefinisikan dikotomi awal saya tentang musik. Anyway, ini adalah pendapat saya, mungkin berbeda dengan pendapat anda, silahkan buat kriteria anda sendiri, karena sekali lagi ini adalah lebih cenderung ke selera pribadi.
Musik adalah rangkaian nada baik dengan suara manusia (vokal) ataupun tidak, kalau yang pakai vokal biasa saya sebut lagu atau nyanyian, kata-kata yang dinyanyikan saya sebut lirik.
Musik dunia adalah semua musik yang ada di dunia selain musik yang masuk ke dalam kriteria musik rohani.
Musik rohani adalah musik dengan kriteria (setidaknya memenuhi dua kriteria): lazim digunakan dalam ibadah di gereja, mengagungkan Tuhan Yesus, membuat penyanyinya (saya) mengingat Tuhan dan mensyukuri karyanya, dan membuat roh saya damai sejahtera.
Tentang jenis/aliran musiknya bagi saya tidak dapat dimasukkan sebagai kriteria pembeda, begitu pula dengan lirik yang dipakai.

Sering ada lagu yang nempel banget di pikiran, sebentar-sebentar akan terngiang, kadang lagu yang berbeda akan ‘diputar’ sesuai suasana hati, bahkan ada istilah ‘Soundtrack of My Life’. Sering kali lagu-lagu pop yang nda ada ‘bau’ Kristennya lebih mudah menjadi sountrack of my life karena paparan dengan intensitas yang tinggi, apalagi lagu baru yang ngetop banget sehingga hampir semua mikrolet di manado akan memutarnya. Lagu yang ‘Kristen’ seringkali hanya mencakup tema-tema umum, kurang menyentuh sisi realita kehidupan yang manusiawi. Saya suka mendendangkan lagu-lagu yang nadanya gampang diingat, meski kadang malah saya nda sadar apa lirik yang saya dendangkan. Untuk membuat saya merasa lebih imbang maka paparan musik kristen saya tingkatkan, kadang juga saya sempatkan menelaah lirik lagu yang sedang saya dengarkan. Bagi saya, lagu kristen hanya beberapa saja yang layak disebut sebagai lagu rohani. Banyak lagu kristen yang Cuma saya hafal dan sering saya nyanyikan di gereja tapi tidak membawa perubahan dalam hidup saya, liriknya hanya keluar secara mekanis dari bibir saya tanpa damai sejahtera dalam hati saya. Lagu-lagu tentang kebesaran Tuhan pun kadang saya nyanyikan dengan datar, sedatar Tukul bilang “Luar biasa,” ekspresi dan intonasinya tidak sesuai dengan apa yang disampaikan. Sejauh ini sih saya belum menemukan lagu non-kristen yang menjadi lagu rohani bagi saya.

akhirnya, musik dunia dan musik gereja bagi saya masih kabur, kalau musik rohani bagi saya lebih mendalam lagi maknanya. Makanya dari dikotomi malah berkembang jadi trikotomi (istilahnya benar atau ngga sih trikotomi??).
Pembagiannya jadi seperti ini : musik dunia/non-kristen, musik gereja/Kristen, musik rohani (bisa Kristen maupun non-Kristen). Pokoknya mbulet bin ribet deh, soalnya kembali pada kondisi bahwa penggolongan ini lebih kearah SELERA. Jujur aja bila ada lagu2 Kristiani yang ngga semangat, tradisional, liriknya ngga jelas, dan mungkin malah fully fiction (seperti St.Claus is coming to Town yang jadi salah satu lagu wajib Natal) bagi saya itu malah tergolong musik dunia. Sebaliknya ada lagu-lagu yang mungkin oleh beberapa orang dianggap duniawi karena penyanyinya sekuler, liriknya terdengar ga jelas karena dinyanyikan dengan style rap, aliran lagunya R&B atau malah Hard Rock, dan hal-hal lain yang berlawanan dengan selera seseorang, bagi saya malah menjadi lagu rohani (misalnya Where is the Love yang dinyanyikan oleh Black Eyed Peas).

Sejauh ini baru demikian yang bisa saya share. Pokoknya jangan terjebak pada dikotomi/trikotomi musik, yang penting saat kita nyanyiin lagu tertentu ada something positif buat pendengar. Apalagi kalau nyanyiin lagu di gereja, meski nadanya Hymn tapi kalo bisa semangatnya Rock dong, masa liriknya ‘menang bersama Yesus’ tapi nyanyiinnya Cuma sekedar hafal, setengah suara, sambil celingak-celinguk. Hehehe... ada juga di salah satu gereja lagu dari grup musik Kristen kontemporer dinyanyikan dengan tempo yang jauh lebih lambat dari aslinya, jadinya malah aneh hehehe.. peace for all.. Jb us
Malangraya, 3010070723.

Extra: Pada hari sumpah pemuda 28 10 07 kemarin Pak Presiden SBY meluncurkan album musik berisi lagu-lagu ciptaannya. Hayo tergolong musik apa??

Rusdy's picture

Mikrolet Canggih

"Manado, hampir full musik, dan mayoritas adalah musik dunia. Betapa tidak, di kota saya sebagian besar mikrolet (oto) memasang sound system keren dengan loud speaker yang lumayan dahsyat, malah kadang ada yang menyertakan layar LCD"

Wow! Canggih amat itu Mikrolet! Rupanya transport manado jauh lebih OK dari Jakarta tuh! Kalo di Jakarta udah dirampok dulu kali supirnya Sealed

Masalah musik dunia itu dosa ato tidak? Kalau saya sih gampang saja, cuman suka dangdut, kalo bukan dangdut, berarti dosa Tongue out

Josua Manurung's picture

Lagu Rohani vs Lagu Dunia...

wah kalau ada Pendeta yang nyaranin jangan denger lagu dunia... kedengerannya lucu juga tuh... bukankah lagu rohani itu juga diciptakannya di dunia... mungkin benar ada banyak lagu yang liriknya vulgar... membuat kita menjadi mengkhayal... misalnya... lagu... Pepaya, mangga, pisang, jambu... dibawa dari Pasar Minggu... naahhh... itu pasti bikin saya jadi mau ngerujak.... hahaha... tapi sebaiknya... aahh... tidak tahulah saya bukan Pendeta itu... dan untung juga bukan jemaatnya... hahaha... BIG GBU!
__________________

BIG GBU!

Indonesia-saram's picture

Lagu Rohani di Dunia

Wah, kali ini saya suka salah satu bagian dari komentar Bung Jos di atas.

"bukankah lagu rohani itu juga diciptakannya di dunia"

Yeah, kalau tidak ditulis oleh manusia, orang-orang dunia, masa malaikat atau Tuhan sendiri "menerjunkannya"?

Saya ingat tulisan Robert L. Short. Dia bilang begini.

Art has a way of getting around man's intellectual and emotional prejudices. This is because art always speaks indirectly ... (Short, Robert. 1974. The Gospel According to Peanuts. Suffolk: Collins. Hal. 13.)

Saya kira, sebagai salah satu seni, musik pun tetap bisa disajikan untuk menjangkau orang. Jadi, tidak baik juga langsung menolak sebuah lagu tanpa mencermatinya dulu. Siapa tahu ada pesannya.

Omong-omong soal musik, ini ada beberapa tautan yang mungkin bisa menghangatkan diskusi.

Omong-omong, Bung Murasawa, saya sudah main-main ke blog Anda. Tapi rada bingung untuk berkomentar. Apa pengaturan komentarnya hanya dibuka bagi yang punya akun Blogspot?

____________________________________________________________
Peduli masalah bahasa? Silakan bertandang ke Corat-Coret Bahasa saya.

__________________

_____________________________________________________________
Peduli masalah bahasa? Silakan bertandang ke Corat-Coret Bahasa saya.

Ari_Thok's picture

Sempet Anti Musik Dunia

Saya dulu sempet anti banget dengan musik-musik sekuler, rasanya gak damai banget dengerin semua lagu non Kristen. Mmm.. apakah mungkin pengetahun dan kerohanian saya yang masih dangkal? Padahal waktu itu saya baru hot-hotnya ikut Tuhan loh .. komsel, ke gereja, SOM, muda remaja, padet deh aktivitasnya. Belum lagi pelayanan di sekolah. Apakah itu yang membuat saya anti musik dunia? Mmmm.. mungkin dulu saya lebih banyak menggunakan perasaan kali, tidak logika dan pengetahuan. Yah .. paling tidak saya tertinggal satu dua tahun koleksi lagu-lagu sekuler.

Definisi mengenai ini lagu rohani atau lagu dunia memang membingungkan. Saya sekarang lebih mengklasifikasikan lagu berdasarkan untuk siapa lagu itu ditujukan. Ada lagu untuk memuja dan mengagungkan Tuhan, ada lagu yang untuk sesama manusia, ada yang untuk setan juga. Kalau saya mau memuji Tuhan, ya saya pilih lagu untuk memuji Tuhan. Kalau lagi jatuh cinta, ya lagu untuk sesama, khususnya bertema cinta. Kalo untuk setan, ndak deh .. Tongue out

*yuk comment jangan hanya ngeblog*


*yuk ngeblog jangan hanya comment*

 

__________________

*yuk komen jangan cuma ngeblog*


*yuk ngeblog jangan cuma komen*

hai hai's picture

Musik Dunia? Promosi Blog Aja Deh!

Kebanyakan pengkotbah dan orang-orang Kristen anti musik dunia ketika saya tanya balik tentang definisi musik dunia dan musik rohani, menjadi bingung sendiri. Karena mereka bingung, maka akhirnya saya justru menasehati mereka dengan sebuah nasehat Tiongkok kuno yang pertama diucapkan oleh Kongzi (551-479SM), yang terjemahan bebasnya demikian:

Jangan kekeh jumekeh mempertahankan hal yang tidak kamu pahami dan jangan mengajarkan hal yang tidak kamu ketahui.

Nah, sambil menunggu tulisan saya yang mempertanyakan masalah musik dunia dan musik rohani selesai, sementara ini saya promosi sebuah blog yang menurut saya cukup untuk memuaskan keingin tahuan anda semua tentang musik gereja dan lain lainnya. Blog ini milik Jimmy Setiawan, salah satu murid Almarhum pendeta Amin Tjung. Menurut cerita, dialah yang mengambil Film kesaksian terakhir Alm. Pdt. Amin Tjung. Saya sama sekali tidak kenal Jimmy Setiawan, namun sangat menyukai tulisan-tulisannya yang singkat, padat dan sangat berbobot. Nah, silahkan klik di sini.

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

xaris's picture

Mana yang dipilih?

Cecep,
 
Musik, film dan bacaan penting bagi saya karena bisa mempengaruhi dengan mendalam. Oleh karena itu memilih musik yang baik penting artinya buat saya. Dan yang terpenting tentang musik adalah dengannya saya memuliakan Tuhan. Saya hanya bisa menikmati musik, sangat kurang mampu memainkan alat-alat musik. Ini sedikit yang saya pelajari darinya:
  1. Melodi. Saya kurang bisa menjelaskan tentang melodi, tapi yang saya mengerti dan rasakan musik-musik bermutu memiliki keserasian dalam melodinya sehingga menenangkan jiwa pendengarnya. Saya bisa merasa tertekan saat mendengar musik yang dimainkan dengan nada-nada tertentu dan bisa merasa bersemangat mendengar musik dalam nada-nada lainnya. Jangan salah, saya tidak terlalu nyaman mendengar musik klasik yang dikatakan sangat bermutu. Or jazz for that matter. Saya lebih menyukai dan bisa menikmati orchestra para tenorist. Tapi harmonisasi nada dan pilihan akan nada-nada mana yang dimainkan bisa membawa perasaan yang berbeda untuk saya. Ini menjelaskan kenapa ada musik yang bisa bertahan begitu lama dan mengapa ada yang hanya mampu tampil sebentar.
  2. Lirik. Saya juga memperhatikan sekali lirik yang ada di musik yang saya dengarkan. Kadangkala ada lagu yang saya suka melodinya, tetapi akhirnya saya campakkan karena liriknya. Saya belajar bahwa lirik itu penting. Karena Tuhan menciptakan bahasa-bahasa yang indah agar lewatnya kita memuliakan Dia. Saya juga temukan, hymn banyak yang mempunyai lirik yang kaya dibandingkan dengan lagu kontemporer, meskipun aransemen hymn yang ada seringkali terdengar kurang menarik dibandingkan melodi musik jaman sekarang.
  3. Soli Deo Gloria.  Saya pernah bertanya, bagaimana saya bisa mengukur musik mana yang memuliakan Tuhan dan mana yang bukan. Apalagi dengan natur saya yang berdosa. Saya yakin menyanyikan lagu hymn sekalipun belum tentu membuat saya memuliakan Tuhan. Sangat mungkin saat menyanyikannya saya justru sedang berdosa. Saya yakin banyak pencipta lagu yang berbicara tentang kritik sosial, kemanusiaan, termasuk lagu cinta mungkin lebih memuliakan Tuhan dibandingkan dengan lagu gereja yang bisa membawa kita mentuhankan manusia. Jadi bagaimana yang memuliakan Tuhan? Yang membuat kita meninggikan Dia di dalam segala aspek hidup kita dan menghargai serta menikmati segalanya tentang Dia.
Sedikit cerita, satu waktu di hari pertama Lebaran 2006 saya sedang melaju di jalan tol lingkar luar Jakarta, pagi sekali setelah mengantar seseorang. Saat itu saya tengah memutar lagu pop Indonesia yang baru saya beli karena heran kenapa ada lagu Indonesia dengan melodi yang mirip sekali dengan lagu the Book of Love Peter Gabriel yang sudah lebih dulu populer. Waktu mendengar liriknya bernyanyi;
 
Dan aku menyayangimu...
Dalam senyum dan tangisku...
Dan aku mencintaimu...
Dalam hidup dan matiku... 
 
Mendadak saya menangis tersedu-sedu, belum pernah saya menangis karena terharu seperti itu. Lewat lagu itu saya jadi mengerti seperti itulah Tuhan mencintai saya, dalam hidup dan matinya, dalam duka dan sukanya. Tidak ada duanya. Hingga hari ini saya masih ingat momen itu, lewat suatu lagu yang kemungkinan besar melodinya bajakan, lagu pop, tidak berlirik apapun yang menggunakan kata "Tuhan, mulia, etc.", Tuhanku yang mulia menyatakan cintaNya sekali lagi buat saya. Di masa-masa sulit kehidupan saya dalam bulan-bulan berikutnya, lirik itu jadi pengingat bagaimana saya buatNya.
 
Well, Cecep, saya tetap cinta hymn. Itu sih sampai kapanpun. Tapi saya belajar mencintai dan menikmati semua musik yang lewatnya saya meninggikan Dia di dalam hidup saya. Kalau memang kamu terpanggil memuliakan Tuhan lewat musik tentang cinta apalagi permasalahan di dunia ini, jangan lewatkan dan anggap buat musik gereja lebih berarti. Musik rohani dan musik duniawi? Ah... lebih baik ikutin saran Ko Hai Hai baca blog-nya Ev. Jimmy Setiawan. Bagus lho! Wink
xaris's picture

Minggir Jo!

Oya, oto di Manado memang unik. Yang paling asyik adalah karena pilihan lagunya kebanyakan bukan lagu dangdut tapi lagu-lagu pop Indonesia. Paling ngga itulah yang saya dengar waktu di Manado. Dan yang menarik adalah karena kalau mau turun dari kendaraan umum disana urutannya seperti ini:
1.Teriak dahulu, "Minggir jo!"
2. Oto berhenti.
3. Penumpang berdiri dan turun.
4. Oto baru bergerak setelah kaki penumpang menjejak cukup stabil di tanah.
P.S. Hampir tidak ada penumpang yang berdiri, semua duduk. Tidak berdesak-desakkan, kecuali kalau naik oto di beberapa kota kecil luar Manado.
Bandingkan dengan Jakarta.
 
1. Penumpang berdiri dan berdesakkan di depan pintu dulu.
2. Teriak, "Stop pinggir!"
3. Loncat secepat kilat turun dari bis.
4. Bis sudah bergerak sebelum kedua kaki menjejak bumi.
P.S. Penumpang yang berdiri hampir sama banyaknya dengan yang duduk. Berdesak-desakkan atau tidak seringkali bukanlah suatu pilihan, tapi keharusan.
 
Indahnya Jakarta..., eh Manado..., eh yang mana yah...? Yah, begitulah... Cool
hai hai's picture

Ada Tujuh Lagu Yang ....

Ada tujuh lagu yang setiap kali mendengarnya atau menyanyikannya atau memainkannya dengan suling bambu, membuat saya merinding karena trenyuh dengan makna dalam lagu-lagu tersebut, bahkan sering membuat saya menenteskan air mata.

  1. Tuhan - Karya Bimbo
  2. Malam Kudus
  3. Malam Sunyi Senyap
  4. Rayuan Pulau Kelapa
  5. Sio Mamae
  6. Di doa Ibuku, namaku disebut
Satu lagi lagu mandarin yang bercerita tentang kasih sayang mama. Saya lupa judulnya, bahkan saya tidak memahami syairnya sama sekali, namun setiap kali memainkannya dengan suling bambu saya, wow ....

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

Yenti's picture

dikotomi lagu:)

Lagunya dengan judul " Se sang ce yui ma ma hau....."kali yah, yang filmnya bercerita tentang seorang anak yang dipisahkan dari mamanya karena tidak disetujui pernikahannya oleh mertuanya.. he..he.... Saya paling ingat dengan film itu karena emang waktu kecil suka banget nonton film itu. Pas kita dewasapun, kebetulan di kos banyak teman, kita juga suka nonton satu film mandarin juga yang bercerita tentang seorang papa yang membesarkan seorang anak dengan menjual botol dan akhirnya tidak diakui oleh anaknya karena tuntutan profesi. Ingat banget, kalo tiap kali nonton film begituan, bisa bareng-bareng nangis dengan teman kos.. he..he.. padahal tuh film dah ditonton berkali2.. tapi ngak pernah bosan aja:) Padahal film itu bukanlah film yang berbau religius-kekristenan, tapi mengajarkan hal yang sangat-sangat bermanfaat-mempunyai arti yang mendalam. Dulu,saya termasuk orang yang sedikit dikotomi. Kaset yang saya miliki hampir semua adalah kaset yang berbau rohani- kaset gereja. Sehingga kadang kala ada teman yang tertawa kalau pas ada lagu yang diputar di TV- berbau duniawi, saya nggak bisa nyanyi:p Atau kadang nyanyipun suka salah:). Kadang-kadang kalau pas lagi nyanyi, mereka suka ngeledek.. eh Yenti ternyata bisa nyanyi lagu beginian juga toh:p he.he... Tapi sekarang udah nggak seh , bukan karena setelah ditertawakan. Kadang-kadang kehidupan bergereja sering membuat kita sedikit menjadi agak kaku di dalam kehidupan sehingga kita salah menempatkan banyak hal. Sekarang malah saya lebih cenderung berpikir, sejauh lagu tersebut memberikan pengaruh yang baik dan mendekatkan diri kita kepada Tuhan, tidak ada salahnya dinikmati. Setiap orang punya kesukaan masing-masing, dan kita juga tidak dapat mengadjust musik ini salah atau musik itu salah. Musik, film atau segala bentuk seni hanya ciptaan manusia. Selama kita menikmati hal tersebut dan membuat kita mengerti itu sebagai karya Tuhan dalam hidup kita, saya pikir ngak ada salah sama sekali:)
murasawa's picture

OOT: Mikrolet keren

Di Manado mikrolet (orang manado menyebutnya OTO) emang berlomba-lomba untuk tampil paling keren dan syukur di Manado nda ada kasus perampokan sound system mikrolet. Sekarang kebanyakan mikrolet manado udah menggunakan CD/DVD player portabel, malah beberapa ada yang pake MP3/MP4 player. Soundnya pun ngga asal bunyi, powernya pasti dahsyat, meskipun kadang setelan (selera) equalizer para driver di sana rada-rada ajaib. Selain itu lagu-lagunya pun mayoritas Pop Indonesia, meskipun kadang Pop manado, lagu impor, and lagu daerah juga diputer, plus juga house music yang biasanya banyak diputer pada malam minggu. Kalau mau naik mikrolet disana ngga perlu rebutan karena mikrolet relatif banyak, jadi kesannya sopir yang cari penumpang, bukan penumpang yang rebutan mikro. Duduknya menghadap depan semua dengan bangku yang cukup nyaman. Kapasitas maksimum yang normal adalah 9 orang, 10 orang termasuk sopir (disana ngga ada kenek). Urutan turun dari mikrolet adalah: 1. Teriak, “Muka, Oom!” atau cukup “Muka...!” atau pada beberapa mikrolet belnya masih nyala, tinggal pencet aja. 2. Oto akan segera menepi dan berhenti. 3. Setelah benar-benar berhenti penumpang berdiri dan turun. 4. Bayar Rp. 1750,- ke sopir. 5. Setelah transaksi selesai baru mikrolet melaju lagi.

 

blogito ergo sum

murasawa's picture

Pendeta vs musik dunia

Emang lucu sih kalo ada pendeta yang ngelarang jemaatnya denger lagu dunia, yang lebih ekstrim malah pas masih di Malang, gereja yang pernah saya hadiri malah minta jemaatnya (terutama pemudanya) untuk bawa koleksi kaset ato rekaman lagu dunia lainnya ke gereja, trus dikumpulin dan dibakar. Makanya saya setuju banget ama kutipan yang ditulisin Om Hai “Jangan kekeh jumekeh mempertahankan hal yang tidak kamu pahami dan jangan mengajarkan hal yang tidak kamu ketahui.” Bukankah lebih keren klo para pendeta/pengkotbah/pengajar itu mempelajari dunia musik dengan seksama, trus pas ada musik baru yang booming bisa dibahas and malah dijadiin bahan kotbah ato diskusi di pemahaman Alkitab. Mungkin dengan begitu malah bisa lebih menarik perhatian jemaat. Misalnya aja lagu Kucing Garong bisa dijadiin ilustrasi untuk membahas tentang kesetiaan hehehe.. BTW, lagu rohani of the year 2007 versi saya adalah 11 Januari yang dinyanyiin oleh Gigi.

 

blogito ergo sum

xaris's picture

OOT juga: Muka - 11 Januari

MODE OOT ON 
 
Oh iya, MUKA, JO! Waktu pertama kali dulu itu saya bingung mesti bilang gimana sama sopirnya biar berhenti. Untung di situ ada beberapa anak SD, mungkin kasihan ngeliat saya yang bingung dan akhirnya dia yang teriakkin, "Muka, Jo!", hehehe... Sejak itu PD aja ber-Muka-ria kalo naik oto disana. Panggil supir oto, bus, delman juga pake Oom. Sampe senyum-senyum sendiri, abis kalo di Jawa kan beda banget sense-nya kata "Oom" itu.
 
Teman saya punya ringtone lagu 11 Januari. Sejak tahu lagu itu, saya sering telpon dia untuk denger Reff.-nya. Apalagi tanggal 11 Januari deket banget sama tanggal ultah saya, jadi berasa dapet nyanyian khusus (ini memang maksa). No. 1 Indonesian pop song deh =D
 
MODE OOT OFF... eh ON lagi deh! Cool  Met weekend Cecep.
hai hai's picture

Tarohan Ke Menado

Pada saat Eyang Soeharto lengser keprabon karena kapok menjadi presiden, seorang teman ngajak saya bertaruh. Nah, ketika tahun 2003 berlalu, saya pun menang tarohan, namun sayangnya hingga saat ini belum punya waktu untuk menikmati tarohan itu. Tarohannya ditraktir jalan-jalan ke Menado. Mudah-mudahan tahun depan dapat menikmati tarohan itu. Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

murasawa's picture

taruhan dosa ngga?

halu om Hai kapan nih mw k manado? btw taruhan itu dosa ngga? aoa aja syarat yg diperlukan utk bs taruhan dg baik dan benar, jangan2 musti ke "dukun alam roh"? he4x

 

blogito ergo sum

hai hai's picture

Tarohan dosa nggak ya?

Mudah-mudahan tahun depan bisa main ke sana dech. Tarohan dosa nggak? Menurut saya, kalau tujuannya hanya untuk main main sich ok-ok aja, namun bila tujuannya untuk cari keuntungan atau cari uang (misal, pasang togel, tarohan bola) jelas namanya Judi. Nah, masalahnya judi itu dosa nggak? Kita harus mencocokkannya dengan Sepuluh Perintah Allah.

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

Josua Manurung's picture

Pernah....

Jangan pernah tanya ke orang ini dosa gak, itu dosa gak? kita jadi seperti mencobai orang itu.... sama saja dengan orang-orang Farisi yang selalu menjebak Yesus, pernah... kami pemuda-pemuda begadang sampai pagi... membahas ini dosa gak... itu dosa gak.... lalu ternyata kami sampai pada kesimpulan... bahwa Roh Kudus di dalam hati sudah mengingatkan kita bahwa itu dosa.... kita hanya ingin mencari teman untuk mendapat persetujuan saja dan boleh melakukan hal itu, atau ternyata ada juga yang melakukan hal seperti itu jadinya dia punya teman sesama pendosa........... hahaha... BIG GBU!
__________________

BIG GBU!

MariaDewi Rahayu's picture

cuma numpang lewat..

eniwei..tadinya saya pengen cari lirik lagi The Book of Love-Peter Gabriel lewat situs internet.. tapi malah kebuka blog ini.. mmm.. topik yg menarik.. saya seorang mahasiswi semester 5 jurusan komunikasi dan pengembangan masyarakat di IPB-Bogor.. jujur saya termasuk yg lebih sering mendengar musik duniawi..tapi musik rohani jg gak begitu saja saya lupakan.. saya aktif di paduan suara kampus saya, yg sering menyanyikan lagu2 gereja dalam bahasa latin..juga aktif melayani lewat koor mahasiswa katolik di kampus saya.. menurut saya..gak perlu dibedain musik dunia dan musik gereja. toh sama2 musik..bedanya mungkin musik dunia cenderung lebih mudah diingat karena liriknya lebih lugas, dekat sama hidup sehari2..lebih gampang dicerna singkatnya..dan banyak juga lagu2 dunia yg bicara tentang kasih seperti yang diajarkan Tuhan Yesus, kasih yg universal tentunya.. tapi musik gereja juga punya nilai tersendiri buat saya..saya merasa ada suatu kepuasan jika bisa menyanyi buat Tuhan, memanfaatkan talenta yg Dia berikan untuk memuliakan nama-Nya..seperti ada kerinduan yg dalam untuk selalu memuji dan memuliakan nama-Nya.. jadi menurut saya, musiik dunia maupun musik gereja sama baiknya..toh dari musik dunia yg katanya banyak negatifnya juga bisa membuat saya tersadar akan sesuatu yg sering saya lupakan dalam hidup.. eniwei..terimakasih u/ tulisan di blog ini.. tuhan yesus memberkati..
hai hai's picture

Maria Dewi ... Welcome!

Maria Dewi, jangan cuma numpang lewat Please! Tanpa sengaja buka blog ini namanya jodoh. Bagaimana kalau gabung sama kita-kita dan sharing pengalaman kamu? Kalau tulisan yang dibuat numpang lewat saja sudah bagus, apalagi kalau kamu menulis dengan serius?

Yang kamu katakan benar. Musik rohani, musik gereja, keduanya adalah ungkapan jiwa. Musik rohani untuk memenuhi hukum "Kasihilah Tuhan Allahmu ..." Musik dunia untuk mengungkapkan, "Kasihilah sesamamu manusia ..."

Maria Dewi, selamat bergabung di sabdaspace.

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

billyjoe's picture

kekasih gelapku

sebulan belakang ini saya lagi latihan piano (baru belajar 4 bulan) ) sambil nyanyi lagu "kekasih gelapku" dari ungu sama "pupus"nya dari dewa19, ada yang mau denger? ha ha ha, jrenk