Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Whatever

victorc's picture
Shalom, selamat pagi saudaraku. Dulu saya mengenal seorang teman yang sangat pintar, dia lulusan jurusan komputer dari Purdue University, Amerika. Pendek kata, sangat jago pemrograman. Salah satu hobinya yang saya ketahui adalah dia suka mendengarkan musik Jepang, khususnya Ayumi Hamasaki.* Namun ada satu lagi hobinya yang mungkin dia kurang sadari, yaitu dia sering mengucapkan kata "whatever." Kadang-kadang pas juga dia menggunakan kata "whatever" dalam kalimat, tapi adakalanya kurang pas.  Misalnya dia sedang memberikan pelatihan tentang versioning (dokumentasi program), lalu dia mengatakan bahwa cara-cara ini bisa dipakai, tapi ... whatever-lah.

Whatever will be..
Setelah saya pikir-pikirkan, barangkali juga sebagian dari kita memilih hidup dengan cara mengalir saja mengikuti arus. Mungkin ini yang disebut "easy going." Atau istilah kerennya: "whatever will be, will be." (Apa pun yang akan terjadi, terjadilah).
Betulkah cara hidup seperti itu?
  Memang orang yang terlalu "purpose-driven"** mungkin jadinya agak kaku, sementara orang yang mengalir itu lebih luwes, seperti air yang berbelok-belok mengikuti bebatuan di sungai.
Kalau saya ditanya mana yang lebih baik: berorientasi tujuan atau mengalir? Saya akan menjawab bahwa diperlukan hikmat tersendiri untuk menemukan keseimbangan di antara kedua ekstrem tersebut.
Di satu sisi, kita boleh merencanakan hal-hal besar asalkan untuk kemuliaan Tuhan, seperti yang pernah dikatakan bapak misi modern, William Carey: Mintalah hal-hal besar dari Tuhan, lakukan hal-hal besar untuk Tuhan. (Eng.: Ask great things from God, attempt great things for God.)
Salah satu contoh untuk ini adalah saat ini saya sedang merintis e-learning untuk misi, khususnya untuk orang-orang awam. Keunikan kursus misi ini adalah sengaja dirancang sehingga semua orang dapat mengakses secara gratis, bahkan adalah mungkin untuk menjadi misionaris dengan biaya $1 per hari.*** Inspirasi untuk kursus misi ini saya peroleh dari seorang misionaris senior asal Korea, Dr. Wonsuk Ma. Kini beliau mengajar di Oxford University.****
Namun di sisi lain, untuk hal-hal detil kita mesti belajar untuk tetap luwes dalam berkomunikasi dan menjalin persahabatan dengan banyak orang, karena begitu berragam jalan yang bisa digunakan oleh Tuhan untuk memberkati kita dan Dia dapat membuka pintu-pintu yang tidak kita sangka sebelumnya.

Kisah para rasul
Kalau kita membaca perjalanan hidup Petrus, Paulus dan para rasul lainnya dalam Kisah Para Rasul, mereka tidak sekadar mengalir ikut arus, melainkan mengubah arus, dan kalau perlu menggoncang seluruh dunia. Itulah yang terjadi dengan perjalanan Paulus di Filipi, Athena, Yerusalem dan kota-kota lainnya. 
Malam ini saya baru mendengar bahwa 7 orang Kristen ditangkap kemarin oleh petugas dengan dalih Konstitusi Nepal yang baru diadopsi tahun 2015. Memang konstitusi Nepal yang baru khususnya Article 26 membuka peluang untuk digunakan penguasa setempat untuk menangkapi orang Kristen yang menyaksikan iman mereka. Tentu di negara-negara lain praktek diskriminasi seperti ini juga dapat dijumpai dengan mudah. Tampaknya kian banyak negara yang memberlakukan praktek restriktif terhadap umat Kristen yang akan menyaksikan iman mereka.

Bagaimana dengan Anda?

Versi 1.0: 15 juni 2016, pk. 21:25. Versi 1.1: 16 juni 2016, pk. 0:27
VC

Catatan:
* artikel ini ditulis untuk seorang teman lama, Sutan.
** purpose driven: berorientasi pada tujuan, istilah ini diperkenalkan oleh Pendeta Rick Warren, dari gereja Saddleback, California, khususnya melalui buku yang menjadi best-seller: Purpose Driven Life.
*** lihat http://www.kenosis4mission.tk
**** lihat http://www.sabdaspace.org/kenosis
__________________

Dari seorang hamba Yesus Kristus (Lih. Lukas 17:10)

"we were born of the Light"

Prepare for the Second Coming of Jesus Christ:

http://bit.ly/ApocalypseTV

visit also:

http://sttsati.academia.edu/VChristianto


http://bit.ly/infobatique