Submitted by clara_anita on

Lembar-lembar yang kau bilang mati

 bagiku harganya tak terganti

 meski tlah menguning termakan ngengat

 kenangan itu masih terasa begitu hangat

Tak bisakah kaulihat?

 Mata-mata bening dan tawa tergurat

 Warna-warni hidup yang tersemburat

 Terperangkap dalam keempat sisi potret

Sebut aku sentimentil, melankolis, atau apa saja

 menyimpan tiap ratap dan canda

 tak relakannya pergi saja

 lanjutkan hidup tinggalkan masa silam

Ijinkan kusimpan

 masa-masa indah yang pernah kugenggam

 sebelum harus kulepaskan

 yang terkasih dan termanis

 biarlah kudekap sang silam

 bawanya sertaku susuri setapak kehidupan

Salatiga

Jan 08



Note:

Puisi ini kudedikasikan untuk salah seorang rekan kerjaku,

yang tanpa diketahuinya telah menginspirasiku.

Setelah banyak yang terenggut dari kehidupannya,

kukira ia akan mencoba melupakan masa-masa pedihnya.

Tapi saat aku berkunjung ke rumahnya baru-baru ini,

aku dibuat terkesima dengan koleksi foto yang terpajang rapi di dinding,

merefleksikan tiap tahap hidupnya.

Makin kagum saja aku pada ibu ini,

karena hanya orang kuat yang mampu mengakui luka sambil tetap tersenyum dan melangkah maju.