Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Melayani dalam kuasa Roh 1

mujizat's picture

 

Tujuan Allah bagi setiap orang Kristen adalah agar kita hidup sebagaimana Yesus dahulu hidup. Jika dahulu Yesus hidup dengan kasih-Nya dan dengan menunjukkan kuasa-Nya, maka kita pun perlu untuk mewujudkan kasih-Nya dan memanifestasikan kuasa-Nya dalam setiap pelayanan yang kita kerjakan, sehingga pelayanan kita menjadi efektif.

Di sebuah kesempatan, Tuhan Yesus memanggil ke-12 orang murid-Nya untuk memberikan kepada mereka tenaga dan kuasa untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah, mengusir setan-setan dan menyembuhkan orang-orang sakit (Lukas 9:1-2). Jika dahulu Tuhan Yesus selagi di bumi memberitakan Injil (Lukas 4:43), dan para murid-Nya pun dahulu memberitakan injil, maka seharusnyalah kita melakukan pekerjaan serupa.

Kalau dahulu Yesus menyembuhkan banyak orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya, dan Dia mengusir setan-setan dari orang-orang yang kerasukan (Lukas 4:40-41), dan Tuhan Yesus dahulu juga memberikan Amanat Agung-Nya kepada murid-murid-Nya dengan bersabda: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk, beritakan tentang pertobatan dan pengampunan dosa kepada segala bangsa dan jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu” (Markus 16:15; Lukas 24:47; Matius 28:19-20), lalu para murid-Nya pun pada waktunya melakukan amanat Yesus tersebut, maka kita pun wajib melakukan amanat Agung ini yang juga berlaku bagi setiap murid Yesus (orang Kristen) di segala zaman, termasuk untuk kita di zaman ini.

Sebagai pelayan Perjanjian Baru, maka pelayanan kita adalah pelayanan Roh, “sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.” (II Kor 3:6). Pelayanan Roh tidak dilakukan dengan mengandalkan “kuat dan gagah” kita, melainkan mengandalkan pimpinan Roh Kudus, dan mengandalkan kuasa Roh Kudus serta dalam pelayanan kemuliaan (II Kor 3:12-18).

Jika kita sudah melakukan pekerjaan pelayanan dengan penyertaan Roh Kudus, dengan berbagai manifestasi kuasa Allah, maka kita tidak boleh lupa diri, kita tidak boleh menyombongkan diri, karena keberhasilan dalam pelayanan kita sama sekali bukan karena kuat gagah kita, bukan karena kuasa kita, melainkan semuanya itu berasal dari Allah (II Kor 4:5-7). Keintiman dan kekariban dengan Kristus perlu terus kita bina, agar karakter-Nya menjadi karakter kita dan kita dapat menghasilkan ke-sembilan buah Roh yaitu: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah lembutan dan penguasaan diri (Gal 5:22,23) serta kita dapat meraih karunia-karunia Roh Kudus. Baik buah Roh maupun karunia Roh, keduanya harus kita miliki dan tetap tinggal di dalam diri kita sebagai orang-orang percaya, sehingga kita dapat melakukan pelayanan dengan karakter Kristus yang lemah lembut dan rendah hati, dan sekaligus melayani juga dengan Kuasa Allah.

Tuhan Yesus memberkati.

 

__________________

 Tani Desa