Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Kontribusi pengalaman dalam proses kelahiran Iman

mujizat's picture

Iman adalah sesuatu yang harus dimiliki orang percaya, karena Kitab Suci berkata bahwa tanpa iman maka tidak mungkin seseorang berkenan kepada Allah. Kita akan belajar untuk memahami salah satu faktor yang memberikan kontribusi penting dalam proses terbentuknya iman, yaitu: pengalaman. Dalam pengertian umum, pengalaman dapat diartikan sebagai konsep yang dapat terdiri dari pengetahuan maupun ketrampilan yang didapat seseorang ketika dia terlibat atau mengalami peristiwa tertentu. Kita akan belajar soal itu dengan mencoba mengintip proses terbentuknya iman beberapa tokoh penting di Alkitab, dan saya mungkin akan menambahkan dengan beberapa orang di masa kini yang mengalami proses kelahiran iman.

Memang pengalaman tidak selalu bisa menjadi acuan yang berlaku secara umum, namun terciptanya banyak konsep pemikiran tidak lepas dari adanya suatu pengalaman, baik yang dilakukan secara sengaja; sengaja melakukan eksperimen, atau mungkin saja secara tidak sengaja terlibat dalam suatu peristiwa tertentu.

Pengalaman Abraham.

Kapan Abraham mulai memiliki iman, tidak terlalu jelas, sebab sebelumnya Kitab Suci tidak terperinci mengisahkan kehidupan awal ayah Ishak ini. Ketika Allah memerintahkan Abraham untuk keluar dari negeri orang tuanya, tokoh ini langsung nurut perintah Tuhan itu, yang mengindikasikan sudah adanya iman padanya. Lalu Allah berjanji memberikan anak kepada Abraham lewat Sarai, isterinya, dan Tuhan seperti mengulur-ulur waktu, menunggu sampai Sarai uzur dan mati haid, sehingga tanpa keajaiban tidaklah mungkin isterinya bisa hamil, apalagi disaat usia produktif saja, Sarai mandul. Dan kita tahu, bahwa ketika tidak ada dasar untuk mempercayai janji Tuhan soal memberikan anak itu, Abraham tetap tawakal, lalu Tuhan membuat Sarai hamil dan melahirkan Ishak, maka saya percaya bahwa iman Abraham yang memang suudah dia miliki, tentulah mengalami eskalasi yang sangat signifikan. Pengalamannya memperoleh janji Tuhan soal kelahiran Ishak, telah memberikan kontribusi yang penting dalam proses pertumbuhan iman Abraham, yang kemudian terbukti di kemudian hari, ketika Allah bermaksud sekali lagi menguji ketaatan Abraham, maka dengan bekal iman yang sudah BUESAR itu, orang tua ini tidak ragu-ragu lagi bermaksud mengorbankan Ishak, anaknya, sesuai perintah Allah.

Pengalaman Musa.

Seperti yang sudah saya singgung di blog terdahulu, iman Musa, dalam hal "mengakui dengan hati bahwa Allah sanggup melakukan mujizat" pertama-tama terbentuk melalui mujizat tongkat menjadi ular. Lalu disusul dengan mujizat tangan berubah menjadi seperti salju, lalu kedua mujizat itu diulangi lagi di hadapan Firaun, lalu kesepuluh tulah Tuhan atas tanah Mesir, dan seterusnya, maka semua pengalaman itu nampaknya telah membentuk iman Musa begitu besar, kokoh dan kuat. 

Iman Yosua

Abdi Musa yang dilahirkan di tanah Mesir ini adalah salah satu tokoh yang memiliki iman begitu tangguh. Imannya teruji ketika dia terlibat sebagai salah seorang dari kedua belas pengintai yang diutus Musa untuk mengintai tanah Kanaan,...

Rupa-rupanya, Yosua begitu menyimpan dengan baik setiap pengalaman yang dia alami dan saksikan, bagaimana TUHAN banyak melakukan mujizat, dan dia tidak mau membuang setiap pengalaman luarbiasa itu. Pengalaman2 tersebut - yang dia simpan di hati - telah memberikan kontribusi yang penting dalam membentuk imannya.

Para Rasul Yesus.

Sahabat-sahabat Yesus, mulai dari Petrus, Yakobus, Yohanes dan lainnya, telah selama tiga tahun lebih menyaksikan guru mereka melakukan mujizat. Dan Yesus juga "melatih" para murid tersebut dengan mengirimkan mereka untuk keluar masuk kampung memberitakan injil, mengusir setan, menyembuhkan orang sakit dll. Kitab Injil melaporkan, bagaimana mereka "pulang" dengan riang gembira, berkata kepada Yesus: "Guru, bahkan setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu,..."

Pengalaman mengusir setan dan menyembuhkan orang sakit telah membangun iman Petrus dkk. Lalu ketika Yesus telah naik ke Sorga, setelah peristiwa Pentakosta, Petrus "menyembuhkan" orang lumpuh, maka itu semakin memupuk imannya.Dan pengalaman seabreg yang menyusulnyamembuat pelayanan rasul ini semakin menjadi-jadi, sehingga bahkan Tuhan dapat memakai bayangan Petrus untuk lakukan mujizat.

Hamba Tuhan saat ini.

Apa yang sudah saya tulis dalam berbagai blog, bagaimana hamba-hamba Tuhan telah "melakukan" mujizat, selain bahwa itu membuktikan kalau mujizat masih terjadi hingga hari ini, maka bagi "pelaku" yaitu hamba Tuhan yang lakukan pelayanan yang dengan pelayanannya itu menggerakkan Tuhan lakukan mujizat,akan berdampak sangat baik buat pertumbuhan iman hamba Tuhan tersebut.

 

 

 

 

 

 

 

__________________

 Tani Desa