Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Potongan lagu tomat tobat maksiat Wali

mujizat's picture

.......

Reff:

ingat mati, ingat sakit
ingatlah saat kau sulit
ingat ingat hidup cuman satu kali

berapa dosa kau buat
berapa kali maksiat
ingat ingat sobat ingatlah akhirat

cepat ucap astafighrullahal’adzim

.......

Itu lah potongan lirik lagu punya e Wali, dan saya lebih tertarik pada baris yang kuberi warna merah.

Sepertinya, sebagian besar orang, mungkin juga termasuk Kristen, ketika dia atau mereka sedang menyongsong sakaratul maut, dimana kemungkinan hidup sudah tidak ada lagi. dimana mau tak mau dia / mereka harus menyerah pada kodrat dimana harus - siap ato ngak siap - menelusuri "lorong" entah seperti apa, akan teringat sejumlah besar dosa yang pernah dia lakukan.

Bagi orang-orang yang "tidak kenal Tuhan" , maka syair Wali itu bisa kejadian beneran, karena Alkitab telah "memberitahu" kita bahwa siapapun yang pernah melakukan dosa, dan tidak pernah melakukan tindakan agar jejak dosanya - secara pasti - dapat dihapuskan, maka kutukan dosa-dosanya akan terus membayangi dia sampai hari penghakiman tiba.

TUHAN sebenarnya telah "memberitahu semua orang" melalui kitab Taurat Musa tentang bagaimana seseorang pendosa dapat mengalami penghapusan dosa, yakni dengan ritual penghapusan dosa lewat korban pendamaian, korban penebus salah dan lain sebagainya. Tanpa ritual-ritual itu - saya bicara dlm konteks Perjanjian Lama - maka dosa orang AKAN TETAP ADA.

Dan dengan konteks Perjanjian Baru, maka Yesus sudah menjalani sebagai Korban Penebus Salah untuk semua orang percaya, sehingga di masa Perjanjian Baru, maka kalau seorang pendosa tidak mempercayai Penebusan Yesus, maka sampai matinya JEJAK DOSA nya akan tetap ada. Itulah sebabnya, ketika seorang yang tidak percaya Yesus , dia sedang menghadapi sakaratul maut, maka bisa jadi hati nuraninya mengingatkan dia akan sesuatu yang mengerikan / menakutkan sehubungan dengan segala dosa / kejahatan yang telah dia perbuat sepanjang hidupnya.

Tetapi jika yang mengalami keadaan BELUM DITEBUS adalah orang Kristen, maka ini baru aneh namanya. Berarti, selama itu, dia belum tahu benar konsep keselamatan berdasarkan pengampunan dosa, dimana Yesus sebagai "Domba Sembelihan" yaitu Korban Tebusan.

Seorang penginjil mengisahkan pertobatannya, ketika suatu hari ia mendapat penglihatan didatangi Yesus (bukan bermimpi), lalu tiba-tiba kedua tangan penginjil ini terangkat (180 derajat?) lurus-lurus kesamping tanpa berkuasa menurunkannya, dia seperti posisi sedang disalib.

Dan "Yesus" bersabda : "Katakan: Yesus Tuhanku, Yesus Juruselamatku"

tetapi penginjil yang waktu itu masih non-Kristen berontak: "Tidaaak,..." Sebab dalam pemahamannya selama ini, Yesus hanyalah seorang nabi, dan bukan Tuhan.

Lalu seperti diperlihatkan sebuah tontonan (Film) dan ia melihat dirinya adalah aktris di pertunjukan tersebut. Dan dia melihat semua dosa-dosa yang telah diperbuatnya di masa lalu,....

Sungguh, ia tidak menyangka bahwa semua perbuatan baiknya selama ini, sama sekali tidak dapat menghapus semua dosa-dosanya, sebagaimana telah diajarkan oleh guru-guru rohaninya agar banyak-banyak melakukan perbuatan baik agar semua dosanya masa lalu dapat dihapuskan.

Entah karena ngeri menyadari fakta hutang dosa-dosa tersebut, namun setelah itu akhirnya dia menyerah dengan berkata: "Yesus Tuhanku, Yesus Juruselamatku " maka seketika dia roboh, terjatuh dalam urapan Roh Kudus, dan semenjak itu Tuhan mengajari banyak hal,...

Jadi, memang benar "kata" Wali, bahwa "kita" harus ingat dosa2 yang pernah "kita" perbuat, karena memang suatu ketika harus dipertanggung-jawabkan di hadapan Tuhan Yesus.

"Bapa tidak menghakimi siapapapun, tetapi sudah menyerahkan penghakiman itu kepada Anak,..." kata Yesus suatu hari kepada murid-murid-Nya.

Tetapi hal itu tidak akan berpengaruh apapun bagi mereka yang sudah menerima penebusan dosa oleh korban tebusan mahadahsyat: Tuhan Yesus.

Jika Iblis adalah "sang pendakwa", maka dia boleh jadi akan menjadi "jaksa penuntut umum" di Hari Penghakiman, dan Tuhan "tidak berdaya" untuk menyangkali Iblis, jika memang seseorang BELUM mengalami penebusan dosa atau penghapusan jejak-jejak dosa.

Namun sungguh berbahagia kita, para mantan pendosa, yang sudah menerima Tebusan Dosa, maka tiada alasan lagi buat Iblis untuk mendakwa orang-orang Kristen yang paham rahasia Kristus dan melakukan tindakan yang tepat agar dia benar-benar telah menerima Penebusan Dosa.

Salam.

__________________

 Tani Desa