Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Negeri Wanita

Lily Ika Loesita's picture

 

Pada zaman dinasti Tang, ada seorang cendekiawan bernama Tang Ao, bersama 2 orang temannya Lin Zhi Yang dan Duo Jiu Gong pergi mengarungi lautan untuk berdagang. Mereka sampai ke sebuah daratan, setelah berlabu, mereka mendapati di tempat ini yang bertanih, bekerja, berdagang semuanya wanita. Cara bicara mereka juga kasar dan keras, dan lagi mereka memakai pakaian lelaki. Tang Ao merasa sangat heran.
Mereka sampai di depan sebuah penginapan, seorang wanita dengan pakaian laki-laki keluar menyambut mereka, memperkenalkan diri sebagai pemilik penginapan itu. Dia berbalik memanggil orang untuk membantu. Yang keluar adalah seorang laki-laki dengan pakaian wanita. Meskipun perawakkannya tinggi besar, di wajahnya juga tumbuh kumis, tapi cara jalannya berlenggak-lenggok, suaranya juga halus. Wajahnya juga memakai make up dan lipstick! Tang Ao merasa dia sangat perlente.
Pelan-pelan, Tang Ao dan teman-temannya baru mengerti. Tempat ini bernama Negeri Wanita. Wanita yang mengatur masalah negara, yang bekerja di luar juga adalah wanita, sebaliknya lelaki mengurusi pekerjaan rumah tangga di dalam rumah. Tang Ao dan teman-temannya berdagang selama beberapa hari, ada orang berkata kepada mereka: “Perhiasan dan make up yang kalian jual sangat bagus. Raja kami ingin membelinya untuk para ‘wanita’ di dalam istana. Kalian harus pergi ke istana untuk membicarakan harga.”
Siapa mengira, begitu raja Negeri Wanita melihat mereka, langsung menyukai Lin Zhi Yang, dan lagi tanpa berunding, langsung mengurung Lin Zhi Yang untuk dijadikan ‘selir’. Segera sekelompok ‘wanita’ dalam istana datang menganti baju Lin Zhi Yang, menyematkan bunga, mengoleskan lipstick; ada orang yang melihatnya tidak memiliki lubang di telinga, segera mengambil jarum untuk menusuk kedua telinganya, dia kesakitan sampai berteriak; mereka mengambil kain untuk membungkus kedua kaki Lin Zhi Yang, sampai-sampai ia memerlukan bantuan untuk berjalan. Lin Zhi Yang merasa sangat menderita, dan membuka pembungkus kakinya. Raja yang mengetahuinya berkata: “Bagaimana bisa kamu tidak menaati peraturan? Kamu harus diberi pelajaran.” Dia kemudian memanggil orang untuk memukulnya. Tak peduli bagaimanapun Lin Zhi Yang meronta dan memohon, raja tetap memerintahkan orang untuk mengurungnya. Menyiapkannya untuk pernikahan yang diadakan beberapa hari lagi.
  Tang Ao dan Duo Jiu Gong kembali ke penginapan. Mereka berpikir keras, dan setelah berpikir sangat lama, mereka mendapatkan sebuah ide: Pengantin wanita, sebelum menikah tidak boleh tinggal di rumah suaminya, karena itu, mereka berkata kepada raja: “Sebelum pernikahan, Lin Zhi Yang harus kembali ke penginapan, menungguh sampai waktu pernikahan, anda baru mengutus orang untuk menjemputnya masuk istana.” Raja setuju melepaskan Lin Zhi Yang kembali, tetapi menyuruh orang berjaga-jaga di sekitar penginapan.
Mengunakan kesempatan di malam hari, Tang Ao dan Duo Jiu Gong mengendong Lin Zhi Yang yang tubuhnya penuh luka, melarikan diri dari penjagaan prajurit Negeri Wanita, tergesa-gesa meninggalkan penginapan dan naik ke atas kapal. Pergi dari Negeri Wanita yang aneh ini.
Alkitab berkata: Tuhan membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing. (Amsal 16:4) Begitu juga ketika Tuhan membentuk pria dan wanita. Allah memiliki tujuan yang unik dan kusus bagi pria dan wanita.
Allah menciptakan pria dengan kelebihan dan kekurangannya. Demikian juga Allah menciptakan wanita dengan kelebihan dan kekurangannya. Meskipun Allah menempatkan pria dan wanita sejajar, namun bukan berarti sama. Ada hal-hal yang seharusnya dilakukan oleh pria, dan tidak dapat digantikan oleh wanita. Sebaliknya, ada hal-hal yang hanya bisa dilakukan oleh wanita, namun tidak dapat dilakukan oleh pria. Secara anatomi yang kelihatan saja, Allah menciptakan pria dan wanita berbeda. Begitu juga dengan cara berpikir dan perasaannya.
Kedudukan pria tidak dapat digantikan oleh wanita, begitu juga sebaliknya. Terutama di dalam keluarga. Dalam hubungan suami isteri. Allah telah menetapkan pria sebagai kepala keluarga, dan isteri sebagai penolong. Meskipun ada wanita yang sukses dan melebihi kesuksesan suaminya, namun di rumah, suaminya tetap adalah kepala. Dan dia tetap wajib menghormati suaminya.
Tetapi yang sering kali terjadi adalah, terbaliknya atau tidak dijalankannya dengan baik fungsi yang telah ditetapkan oleh Allah ini. Ketimpangan ini bisa terjadi akibat kesalahan pria atau wanita. Banyak pria yang enggan mengambil tanggung jawabnya sebagai kepala – menjadi kepala adalah tanggung jawab, namun banyak suami yang menganggapnya sebagai hak, dan mengunakannya untuk berlaku sesuka hatinya terhadap keluarganya – . Ia menyerahkan segala keputusan yang diambil dalam keluarga kepada isterinya. Sebaliknya banyak isteri-isteri yang berusaha untuk mendominasi suaminya. Dan dia sulit tunduk pada otoritas suaminya.
Bayangkan! Jika kita menukar letak kaki dan tangan kita. Kita tidak akan bisa berjalan dan berkerja dengan baik. Walaupun mungkin kita masih bisa berjalan dan bekerja dengan posisi tangan dan kaki yang ditukar, namun kita tidak mungkin melakukannya sebaik jika kaki dan tangan kita berada di tempat yang semestinya.
Jadi, biarlah tiap-tiap pria dan wanita tahu, di mana Allah menempatkan mereka. Dan mereka menjalankan fungsi mereka sebaik mungkin sesuai dengan yang telah Allah tetapkan. Maka, segala sesuatunya, terutama kehidupan berkeluarga akan berjalan dengan baik. Karena segala sesuatu yang Allah tetapkan adalah baik adanya.
Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh….. Bagaimanapun juga kamu masing-masing berlaku: Kasihanilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.
 ( Efesus 5:22-23; 33 )