Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

KESETIAAN - barang langka

Purnomo's picture


              Waktu di tahun 1982 bertugas di Jakarta sebagai wakil prinsipel aku minta Distributor di Jl.Lautze memecat Apek Aliong - salesman tua yang produktivitasnya di bawah rata-rata, atau dipindah ke gudang. Daerah tugasnya Tg.Priok dan sehari hanya bisa mendatangi 25 toko sementara target adalah 40 toko.

              Tetapi jawab Ibu pemilik usaha distribusi ini adalah, "Pur, sebut satu nama karyawan Tante yg tidak kerja benar dan tunjukkan bukti-buktinya, hari ini juga Tante mau pecat dia walau harus beri pesangon 36 bulan gaji. Tapi jangan sekali-sekali sebut nama Aliong."

             "Mengapa Nyak?" aku latah memanggilnya 'Enyak' seperti karyawan-karyawannya.

             "Waktu bisnis Oom masih susah, hanya Aliong saja yang masih mau tinggal. Saat itu dia masih lajang. Dia makan di meja makanku karena Oom tidak bisa beri gaji lagi. Oom ajak dia ke teman-teman yang sukses biar dia jadi karyawan di sana. Tapi Aliong menolak. Sekarang aku sudah kaya raya, punya perusahaan di sana-sini dan kamu suruh aku pecat Aliong? Aku bisa pindahkan dia ke divisi lain, misalnya ke butik, toko roti atau gudang. Tetapi apakah itu tidak membuatnya merasa tak lagi produktip? Tidak! Kalau dia sudah tak kuat kerja di lapangan lagi, biar dia yang omong sendiri sama aku."

            "Kesetiaan itu barang langka, apalagi di Jakarta," katanya melanjutkan. "Sekarang dalam kondisi berjaya seperti ini, aku punya banyak karyawan yang setia. Aku suruh apa saja mereka mau, aku suruh kerja sampai malam pun tidak ada yang mengomel karena aku beri gaji dan fasilitas hebat. Tetapi waktu susah, punya orang yang setia menemani adalah sebuah berkat dari Langit yang luarbiasa. Kesetiaan hanya bisa teruji dalam kesusahan yang teramat sangat."

           ”Kesetiaan Along yang membuat semangat Oom tidak mati karena ada orang yang percaya Oom masih bisa berjaya sampai berani memercayakan hidupnya kepada Oom.”
 
           Walau sudah puluhan tahun perkataan pengusaha perempuan Tionghoa ini tak bisa aku lupakan karena setiap saat aku melihat bukti kebenarannya. Perusahaan kecil yang ditinggal karyawannya; suami miskin yang ditinggal pasangan hidupnya; orang miskin yang temannya menghilang satu persatu; gereja miskin yang makin menyusut jumlah anggotanya; umat Tuhan perlahan-lahan menjauhkan diri dari Tuhannya apabila Dia telah dianggap miskin berkat.

          Karenanya, apabila Anda memiliki kesetiaan yang muncul bukan dikarenakan imbalan materi, peliharalah baik-baik dan jangan dibiarkan menghilang. Itulah kesetiaan yang sesungguhnya.

                                                 (08.08.2013)

catatan: blog ini sudah dipublikasikan di facebook.