Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Hati Seorang Budak (Part 4)

yun tonce's picture

Part 4

 

Bahan Alkitab : Roma 6:1-23 ; Yohanes 8:30-34

 

Hati Seorang Budak

 

V. Hati Budak Allah

Rasul Paulus didalam beberapa suratnya, selalu dia menyatakan diri sebagai hamba Allah/hamba Kristus (bdk Roma 1:1; Gal 1:10 ; Titus 1:1 ; Filemon 1:1), dimana Rasul Paulus menyatakan bahwa dia sebagai hamba Kristus, hanya hidup mencari perkenanan Allah, bukan manusia. Bahkan Rasul Paulus pun menyatakan hal ini secara keras sebagai seorang hukuman karena Kristus (bdk Filemon 1:1) dan dia pun menyatakan bahwa sebagai seorang hamba Allah bila masih mencari perkenanan manusia berarti dia bukan hamba Kristus melainkan hamba setan (bdk Gal 1:10). Kita sebagai orang Kristen, harus meneladani raksasa-raksasa rohani seperti Paulus didalam ketaatan kepada pemilik kita yaitu Kristus sendiri. Apa sajakah karakter hati seorang budak Allah? Berikut akan dibahas satu persatu :

 

1. Ketaatan Mutlak Kepada Allah (Roma 6:16)

Seorang budak Allah harus memiliki ketaatan mutlak kepada Allah. Hal ini bukan bersifat bermain-main, misal : terkadang taat kepada Allah tetapi bila situasi mulai mengancam maka akan taat kepada setan. Akan tetapi banyak orang Kristen yang sedemikian kacaunya dan sering bermain-main didalam Tuhan, padahal Kristus telah memperingatkan : ” Janganlah engkau mencobai Tuhan Allah-mu”(bdk Matius 4:7) karena Allah adalah Allah yang tidak suka dipermainkan dan Allah akan memperhitungkan hal ini pada akhir jaman (bdk Ef 6:7)!! Ketaatan mutlak ini pun terlihat dari orang Kristen abad pertama, dimana bila mereka mengakui Kristus adalah Tuhan dan Juru Selamat dihadapan umum, maka mereka pasti akan diburu dan dibunuh dengan kejam oleh tentara Roma. Demikianlah ketaatan mutlak kepada Kristus menuntut kita bagaimana kita tetap taat sebagai hambaNya didalam studi kita dengan kita mengerjakan yang terbaik dan menyerahkannya kepada Kristus agar nama Kristus dipermuliakan. Ketaatan mutlak kepada Kristus menuntut kita harus memiliki kerajinan yang lebih dibandingkan dengan orang-orang lain nonKristen karena Kristus harus dipermuliakan. Ketaatan kepada Kristus menuntut kita juga harus lebih bijaksana daripada orang-orang lain, karena kita sebagai hamba Allah juga akan diserahi tugas untuk menghakimi sesama manusia dan malaikat (bdk 1 Kor 6:2 dan 3), bagaimana kita bisa menghakimi dunia jika ternyata hidup kita sebagai hamba Allah ternyata jauh lebih bodoh daripada orang-orang dunia!! Banyak orang Kristen sekarang yang hanya menang slogan!! Pada saat mereka bicara mengenai pekerjaan, jodoh dan uang mereka seperti ”Gunung Mau Meletus”, begitu berapi-api, tetapi pada saat bicara Firman Tuhan, langsung melempem, dimana semangatnya ? dimana apinya? apakah ini tabiat orang Kristen? Banyak anak Tuhan pula yang pada saat gereja begitu berapi-api, pada saat pelayanan begitu bersemangat, tetapi pada saat keluar gereja langsung meninggalkan ”Seragam Rohani” berganti menggunakan ”Seragam Dunia” sama seperti para pemain sinetron, dimanakah integritas antara Firman dan kehidupan? inikah yang disebut hamba Allah? Bukan, jika masih seperti ini, berarti masih termasuk hamba setan!!

Orang Kristen sebagai hamba Allah harus mau menyalibkan segala keinginannya dan diganti dengan salib yaitu dengan bekerja keras, belajar Fiman Tuhan baik-baik terstruktur dan sistematis, serta siap untuk menderita serta mau memeras diri, lebih daripada dunia agar Kristus boleh dipermuliakan. Ketaatan mutlak kepada Allah juga membawa penderitaan bagi hamba-hambaNya. Hal ini nampak didalam Kristus didalam ketaatanNya kepada Bapa sampai naik keatas salib dan mati. Begitu pula dengan para Rasul banyak yang hidup menderita dan berakhir dalam kematiaan yang cukup mengerikan, kecuali Rasul Yohanes. Begitu pula dengan orang-orang Kristen abad pertama. Bagaimana dengan kita, maukah kita berjalan didalam ketaatan mutlak kepada Kristus, walau jalan terjal berliku? walau kita terkadang ditinggal orang dan merasa sendiri (feel lonely) karena ketaatan kepada Kristus? Ya, harus. Karena untuk itulah kita dipanggil menjadi hamba-hambaNya. Sehingga Paulus pun mengatakan demikian : ”Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu (Bdk Ef 5:14). Maukah kita bangun dari tidur rohani kita? Ya mari kita bangun dari tidur rohani kita dari antara orang-orang yang akan binasa dan memancarkan Kristus melalui ketaatan mutlak kepadaNya dalam hidup kita dan seumur hidup kita.

 

2. Meyerahkan apa yang ada pada kita kepada Allah sebagai senjata-senjata kebenaran (Roma 6:13)

Kita orang Kristen adalah seperti sampah yang dipungut oleh raja untuk dijadikan hamba-hambaNya. Sebagai hamba Tuhan didalam menjalankan ketaatan total kepada pemiliknya yaitu Kristus, harus menyerahkan apa yang sudah Tuhan anugrahkan untuk dijadikan senjata-senjata kebenaran. Apa sajakah yang harus kita serahkan untuk kemuliaanNya : 1. Waktu. 2. Talenta dan bakat. 3. Segala harta benda. Inilah yang harus kita serahkan kembali kepada Allah untuk dijadikan sebagai senjata kebenaran. Namun banyak sekali orang Kristen yang tidak menyerahkan hal ini kepada Allah tetapi menyerahkannya kepada setan, melalui penggunaan hal-hal ini secara antroposentris, yang mana semuanya ini digunakan hanya untuk kepentingan si”Aku” bukan kepentingan Allah!! Banyak orang Kristen menggunakan waktu hanya untuk menyenangkan dan memuaskan dirinya!! Banyak orang Kristen menggunakan kepandaiannya bukan untuk Allah tetapi untuk perut sendiri!! Banyak orang Kristen yang telah mengerti teknologi tetapi menggunakannya hanya untuk hal yang sia-sia dan antroposentris seperti facebook, games dan nonton film, bila untuk memuliakan Tuhan itu baik, bila untuk media penginjilan itu benar, tetapi bila untuk memuliakan setan melalui pemuasan mata, pikiran dan telinga?!! Inikah keKristenan!!?? Bukan, ini bukan keKristenan, melainkan orang ateis yang mengenakan jubah Kristen!! Kita sebagai hamba Allah, seharusnya ingat bahwa kita ini adalah kotor seperti sampah yang dipungut oleh Tuhan Allah untuk menjadi anak-anakNya dan semua yang ada hanyalah titipan-Nya yang harus kita serahkan kembali kepada pemiliknya yang sejati (The Real Master) untuk dijadikan senjata-senjata terang. Bila kita tidak menyerahkan setiap hal yang telah Tuhan titipkan kepadaNya kembali, berarti jelas kita menyerahkannya kepada setan!! Akan tetapi bila kita menyerahkannya kepada Tuhan berarti kita memuliakanNya sebagai Pemilik Kita!!

 

Mari kita menyerahkan anggota-anggota tubuh kita sebagai senjata kebenaran dengan cara demikian : 1. Kita harus memulai dengan komitmen setiap hari kepada Tuhan. 2. Kita harus mau melihat segala sesuatu dari sudut pandang Allah (secara Teosentris) 3. Kita harus memaksimalkan penggunaan waktu dengan belajar dan bekerja keras untuk mengaktualisasi/meng-update diri kita dalam Tuhan, jauh melebihi orang-orang yang tidak percaya. John Calvin, dalam biografinya dituliskan bahwa dalam 1 hari, dia hanya memiliki waktu untuk istirahat selama 2 jam dan seumur hidupnya dia dililit penyakit yang cukup berat mulai dari komplikasi ginjal, asma sampai tukak lambung dan seumur hidupnya dia terus bekerja keras bagi kemuliaan nama ALLAH. Bagaimanakah dengan kita? Maukah kita memeras tubuh kita dengan kita bekerja keras, belajar keras dan mempersembahkan itu semua bagi Kristus? Oleh karena itu, setiap hamba Tuhan sejati seharusnya menyatakan demikian : ”Tuhan aku mau menyerahkan anggota-anggota tubuhku sebagai hamba kebenaran” ...bagaimana dengan saudara, maukah saudara mengatakan demikian serta melakukannya dalam keseluruhan hidup saudara?

 

3. Malu dan jijik dalam berbuat dosa (Roma 6:20, 21)

Pada jaman sekarang, hampir tidak ada namanya malu dan jijik dalam berbuat dosa. Yang tersisa hanya kebanggan dalam berbuat dosa, makin berdosa makin bangga. Inilah jaman dimana kemoralan makin merosot. Disinilah posisi kita sebagai hamba Allah ditempatkan, yaitu pada jaman yang terjadi degradasi karakter dan moral. Jika seorang hamba Allah memiliki sikap yang sama dengan hamba setan, maka hati kita pun sama-sama dimiliki setan, cuma KTP saja yang tertulis Kristen. Hamba Allah harus memiliki karakter malu dan jijik dalam berbuat dosa. Dosa bagi kita adalah suatu hal yang tidak dapat lagi kita nikmati, karena itu bukan natur kita. Jika kita melihat orang lain lebih pandai dari kita pun seharusnya kita malu, kenapa karena identitas kita adalah hamba Allah dan kita harus mengejar kekurang pandaian kita dengan belajar lebih keras. Jika kita melihat orang lain lebih bijak dari kita, kita harus malu, begitu pula bila kita diajar orang yang tidak memiliki Kitab Suci, sudah seharusnya kita malu, kenapa? karena kita adalah hamba Allah, Allah telah memberikan Kitab Suci yang tidak dimiliki oleh agama-agama lain yang dapat membuat hidup kita jauh lebih berkualitas jika kita mau belajar baik-baik dan ini juga membuktikan satu hal yaitu kita sebagai hamba Allah ternyata memiliki tabiat kemalasan yang jauh lebih hebat daripada orang lain. Bagaimana dengan pornografi yang cukup marak berada disekeliling kita? kita harus jijik pada saat melihatnya, kenapa? karena pada saat kita melihat dan menikmati maka disitulah mata kita dan pikiran kita berintegrasi didalam perzinahan dengan kenikmatan dunia dan hal inipun memberikan indikasi bahwa sebagai hamba Allah, kita belum memuliakan dan menikmati Allah. Seorang hamba Allah sejati, hanya mendapatkan kepuasan yang sejati dari Allah, bukan kepuasan dari yang dunia tawarkan!! Karena itulah sebagai hamba Allah kita harus merasa malu dan jijik didalam berbuat dosa yang berusaha memuaskan diri kita dengan segala kepuasan-kepuasan palsu. Bagimana dengan saudara, maukah saudara demikian? Ya, harus, karena engkau pun sudah ditebus oleh Kristus untuk menjadi hambaNya!!

 

4. Buah : Hidup kudus dihadapan Allah (Roma 6:22)

Seorang hamba Allah yang setia untuk terus hidup didalam kebenaran, semakin lama dia hidup maka akan terpancar suatu pola hidup kudus yang makin lama makin kudus. Dan hidup kudus ini adalah buah dari perhambaan Allah. Kudus dapat diartikan sebagai murni, murni untuk apa? Jelas untuk memuliakan Allah. Belajar hidup kudus disini berarti belajar hidup semakin murni dihadapan Allah, semakin murni untuk apa? semakin murni didalam keseluruhan hidup, didalam keseluruhan talenta yang telah Tuhan berikan, didalam pekerjaan yang Tuhan berikan kepada kita dimana kita melakukan itu semua dengan penuh tangung jawab dan berkenan dihadapan Tuhan serta berorientasi hanya untuk kemuliaan Kristus!! Orang yang hidup kudus, adalah orang yang mencari kesukaan Allah bukan kesukaan manusia (bdk Gal 1:10)!! Bahkan Rasul Paulus pun menambahkan, jika dia masih mencoba berkenan dimata manusia berarti dia bukan budak Kristus. Disini kita melihat bagaimana pola hidup hamba Tuhan yang sebenarnya : Yaitu Mencari kesukaan Allah, berkenan dihadapan Allah dan bertanggung jawab kepada Allah. Hal ini berlaku bagi kita dimanapun Tuhan tempatkan kita, entah kita sedang belajar disekolah maupun universitas, entah kita berada ditengah keluarga, entah kita berada ditengah masyarakat, entah kita berada digereja, entah kita bekerja dimanapun Tuhan tempatkan kita. Ini adalah kunci akan hidup kudus dihadapan Allah. Hal inipun menunjukkan identitas kita sebagai hamba Allah. Maukah saudara hidup kudus sebagai hamba Allah? Maukah kita hidup hanya dengan mencari perkenanan Allah? Ya dan harus. Kita harus hidup dengan menegakkan identitas kita sebagai hamba Allah ditengah-tengah masyarakat yang sudah bengkok oleh dosa.

 

5. Memiliki kerinduan untuk memberitakan Injil (Roma 1:14)

Seorang budak Allah yang sejati harus memiliki suatu hasrat yang mendalam untuk memberitakan Injil dimanapun dia berada dan kapanpun. Perhatikan kata-kata Rasul Paulus : bahwa dia berhutang untuk memberitakan Injil baik kepada orang terpelajar maupun orang tidak terpelajar dan rasul Paulus pun sangat berhasrat untuk memberitakan Injil dikota Roma yang menurut TNIV Note (Introduction of Romans), gereja diRoma tidak pernah secara langsung didirikannya. Disini kita dapat melihat teladan Rasul Paulus, walaupun dia tidak ikut mendirikan gereja diRoma tetapi dia tetap memiliki semangat yang luar biasa (sangat berapi-api) untuk memberitakan Injil disana. Bagaimana dengan kita? Apakah kita pun sangat berhasrat untuk memberitakan Injil Kristus, bahwa Kristus telah mati dan bangkit bagi kita untuk melepaskan kita dari perbudakan dosa masuk kedalam perbudakan Allah? Jika kita belum memiliki hasrat demikian, kita perlu untuk bertelut dengan sungguh-sungguh lagi dihadapan Tuhan agar kita lebih peka didalam mendengarkan pimpinan Tuhan melalui Firman didalam kehidupan kita.

Yang kedua dapat kita pelajari adalah Rasul Paulus memiliki hutang kepada semua orang. Hutang apakah itu? Sejak kapan rasul Paulus berhutang dengan banyak orang? Rasul Paulus memiliki hutang Injil kepada setiap orang. Dia memiliki hutang ini sejak Kristus mencelikkan mata rohaninya /melahirbarukannya. Sehingga sejak dia telah sadar bahwa dia telah lahir baru maka sejak saat itulah Rasul Paulus sadar bahwa dirinya telah berhutang Injil!! Jadi setiap budak Allah pun secara sadar atau tidak sadar pasti memiliki hutang Injil kepada setiap orang dan harus mempertanggungjawabkannya kepada Kristus pada akhir jaman!! Maukah saudara memberitakan Injil kepada setiap orang yang saudara temui melalui bidang apapun yang telah Kristus percayakan kepada saudara? Saudara harus memberitakan Injil !! tetapi bukan karena keterpaksaan karena Kristus akan menuntut pertanggungjawaban saudara pada akhir jaman, tetapi secara sukacita karena itulah natur kita sebagai budak Allah!!

Yang ketiga yang dapat kita pelajari : Bahwa Rasul Paulus, berhutang Injil kepada 2 jenis manusia yaitu orang terpelajar dan orang tidak terpelajar. Konteks orang terpelajar : orang-orang Yunani yang sangat pandai. Jadi Rasul Paulus juga sangat berhasrat untuk memberitakan Injil kepada orang-orang pandai jaman itu dan juga orang-orang bodoh (TNIV : verse 14 >> foolish). Jika kita melihat situasi pada saat itu tentu tidak mudah untuk memberitakan Injil pada orang-orang Yunani yang pandai karena mereka pun memiliki berbagai macam filsafat yang cukup bijak. Jadi hanya ada satu kemungkinan untuk mau menginjili mereka, Rasul Paulus harus meng-upgrade dirinya agar lebih bijak dari mereka dengan hikmat Kristus. Ini adalah salah satu teladan baik dari Alkitab yang dapat kita teladani sebagai hamba Allah, yaitu : Sebelum kita menginjili orang lain, kita seharusnya belajar lebih keras, lebih rajin, dan hidup jauh lebih bertanggungjawab daripada orang-orang yang tidak percaya!! Kenapa ? jika kita lebih bodoh dari mereka, mereka pasti akan menertawakan kita!! Apalagi jika mereka tahu hidup kita jauh lebih malas dari hidup mereka, mereka pasti akan mencap bahwa orang Kristen itu orang adalah orang pemalas!! Lebih jauh lagi, bila kita tidak memulai dengan hidup bertanggung jawab, mereka pasti bilang bahwa bahwa ternyata keKristenan itu mengajarkan hidup yang tidak bertanggungjawab!! Maka itu, saya mengingatkan sebelum saudara memberitakan Injil, saudara harus cek dulu hidup saudara!! Apakah kita sudah hidup bersungguh-sungguh bagi Tuhan? apakah kita sudah hidup kudus dihadapan Allah? Apakah kita sudah hidup dengan bertanggungjawab dilingkungan masyarakat? Apakah kitapun sudah mulai peka dengan lingkungan kita, masyarakat sekitar kita? Apakah selama hidup kita, kita sudah menjadi teladan yang baik dikeluarga kita? Apakah kita sudah menjadi teladan yang baik dilingkungan sekolah dan kampus kita? Apakah dilingkungan sekolah, kerajinan kita sudah jauh melebihi teman-teman kita? Mari saudaraku yang terkasih dalam Kristus, sebelum kita memulai peng-Injil-an dengan mulut kita, mari kita mulai dengan hidup kita, perkataan kita dan orientasi hidup kita hanya untuk mempermuliakan Kristus. Amin.

 

 

(Selesai)