Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Family First!

arie_saptaji's picture

Bagaimana menyeimbangkan bisnis dengan keluarga? Itu pertanyaan yang kerap menggelitik, namun sebenarnya salah bidik. Upaya menyeimbangkan keduanya ibarat berusaha menyenangkan dua bos sekaligus. Mustahil. Salah satunya tak ayal akan terjungkal. Dan biasanya yang jadi korban adalah keluarga. Padahal, seperti diingatkan Johann Wolfgang van Goethe, “Perkara yang paling berharga jangan sekali-kali dikorbankan demi perkara yang kurang berharga.”

Pokok soalnya bukanlah keseimbangan, melainkan prioritas. Prioritas menanyakan: Apa yang paling bernilai dalam hidup ini? Relasi atau prestasi? Sukses atau signifikansi? Pada titik ekstrem, misalnya, mana yang Anda pilih: bisnis yang bangkrut atau keluarga yang amburadul?


Empat nama berikut ini mewakili mereka yang berkarir menjulang, dan kehidupannya keluarganya boleh dijadikan teladan.

 

Fabio Cannavaro

Gaji: 38.000 poundsterling/minggu

 

Ia sempat dijuluki sebagai “Pemain Paling Seksi”. Bukan hanya itu, prestasinya di lapangan juga tak kalah mengundang decak kagum. Maradona menyebutnya sebagai pemain terhebat dalam ajang Piala Dunia 2006. Itulah Fabio Cannavaro, pesepakbola Italia yang ditabalkan sebagai Pemain Terbaik Eropa 2006.

 

Pemain top Italia banyak yang dikenal sebagai playboy. Namun, rupanya Cannavaro termasuk kekecualian. Meskipun gadis-gadis tergila-gila padanya, ia memilih setia pada istrinya, Daniela, yang telah memberinya tiga orang buah hati. Ia meminang Daniela dengan menuliskan kata-kata cintanya di sebuah dinding. Saat diganjar Ballon d’Or, ia mengatakan, “ Saya mendedikasikan Bola Emas ini untuk istri saya.”

 

Lebih dari itu, keluarga mereka juga tampil sebagai panutan. Kisah cinta dan kehangatan keluarga ini kerap disoroti media sehingga mereka menjadi sosok “keluarga idaman” di Italia, khususnya di Naples, daerah asal Cannavaro.

 

John Grisham

Pendapatan 2006: 21 juta dollar

 

Bila jadwalnya bertabrakan, mana yang akan Anda hadiri: penandatanganan buku terbaru Anda atau pertandingan bola anak Anda? “Saya akan nonton anak saya,” jawab John Grisham, novelis kisah-kisah thriller berlatar dunia hukum itu. Ia mengatur tur bukunya agar tidak mengganggu kesempatannya mendampingi anak. “Anak membantu Anda tetap membumi. Bagaimanapun sukses, ketenaran, ego, apapun, anak-anak punya cara untuk mengingatkan bahwa bisa jadi Anda tidaklah sehebat yang Anda bayangkan,” jelasnya.

 

Perhatian terhadap istri dan anak-anak itu buah didikan keluarga. Ia dibesarkan dalam keluarga Southern Baptist dengan orang tua yang senantiasa siap sedia. “Itu sudah menjadi gaya hidup,” katanya.

 

Komitmen terhadap keluarga ini, ditunjang pula oleh latar imannya, mendorongnya melahirkan novel-novel yang “bersih”, tidak mengobral adegan seks, kekerasan, dan kata-kata jorok. Karenanya, ia kurang cocok dengan perlakuan Hollywood saat mengadaptasi karyanya.

 

Pengarang terlaris sepanjang 1990-an ini kembali masuk ke daftar Top 100 Celebrities Forbes 2006 setelah novel muktahirnya, The Broker, laku 1,8 juta eksemplar di AS. Ia juga menjajal ranah nonfiksi dengan bukunya, The Innocent Man (2006).

 

Denzel Washington

Pendapatan 2006: 38 juta dolar

 

Ayah dan ibunya bercerai saat Denzel berusia 14 tahun. Sebuah guncangan besar bagi keluarga yang taat beribadah itu (ayahnya pendeta), dan sempat memantik amarah dalam diri Denzel remaja. Nyatanya, luka tak perlu jadi trauma. Kejadian pahit itu justru membangkitkan tekadnya untuk membangun keluarga yang kokoh.

 

Kini, Denzel Washington dikenal sebagai aktor kulit hitam pertama dalam generasinya yang berhasil menerobos jajaran aktor papan atas Hollywood. Bukan hanya sosoknya yang memikat pemirsa multiras, keliatan aktingnya juga terasah. Lima kali ia masuk unggulan Oscar, dan melenggang dengan dua kemenangan lewat Glory (1989, Aktor Pendukung Terbaik) dan Training Day (2001, Aktor Terbaik).

 

Dalam gelimang sukses itu, keluarga menjadi pangkalan yang menjaga keteguhannya. “Saya selalu berusaha mengajak keluarga saya ikut setiap kali saya berhadapan dengan publik,” katanya. Bukan saja karena ia mencintai mereka, namun juga sebagai “suatu upaya kecil untuk menunjukkan bahwa orang kulit hitam pun bisa membangun keluarga.” Ia ingin mengikis stereotip keluarga kulit hitam berorang tua tunggal.

 

Sebagai pecinta keluarga, ia meluangkan waktu untuk menonton pertandingan anak-anak, mencicipi masakan istri, dan merayakan hari besar. Mereka juga taat beribadah, dan menyumbangkan sebagian pendapatan bagi gereja dan badan sosial. Saat berkunjung ke Afrika pada 1995, ia dan Pauletta memperbarui ikrar pernikahan mereka dilayani Uskup Agung Desmond Tutu. “Saya sebagaimana adanya saya saat ini karena anugerah Tuhan,” tutur Washington.

 

Stephen Covey

Pendapatan: tidak diketahui

 

Nama Stephen Covey sebagai pembicara dan penulis motivasional meroket saat The 7 Habits of Highly Effective People menjadi international bestseller. Oleh Forbes, buku itu dicantumkan dalam daftar 10 buku manajemen paling berpengaruh. Pada 1996, Time menyebutnya sebagai salah satu dari 25 orang paling berpengaruh. Buku terbarunya The 8th Habit: From Effectiveness to Greatness juga kembali berderet di jajaran bestseller.

 

Di antara berbagai pencapaian dan penghargaan itu, yang paling menyentuh hatinya adalah National Fatherhood Award yang diterimanya pada 2003. Sebagai ayah 9 anak dan kakek 44 cucu, dari pernikahan yang sudah bertahan 50-an tahun, keluarga tetap menduduki tempat utama dalam hidupnya.

 

“Semuanya terpulang pada prioritas,” katanya. “Tak peduli betapapun sibuknya saya, tim saya tahu bahwa telepon dari istri atau anak-anak saya harus selalu disampaikan kepada saya.”

 

Ia menerapkan kebijakan serupa bagi stafnya – mendahulukan keluarga lebih dari pekerjaan. Dan keluwesan ini nyatanya menguntungkan. Stafnya rela berupaya melampaui yang diharapkan guna menuntaskan pekerjaan. ***

 

__________________

minmerry's picture

@ Maz Arie : penghasilan = beberapa digit dalam rupiah, haha

My Papa

dulu, papa tuh asisten director di pabrik tempat papa bekerja. bos papa jarang ada di pabrik. jadi papa yang ngurusin, sejak papa masi pemuda.

dari produksi, distribusi, promosi, dll.

sampe kadang kadang nganterin pegawai pegawai yang pulang kerja. papa sibuk. sangat sibuk. pagi pagi uda berangkat, sampe rumah uda malem.

but nih, kalo minggu, papa selalu bawa g ke pabrik. pas masi imut imut, biasa g digendong keliling pabrik. dikenalin ama semua abang abang, mas mas, ibu ibu yang kerja disono. mrk jadi tau ini lho "bos kecil" atasan mereka kalo dirumah.

so, kalo misalnya g cari papa, pengen ngobrol, pengen titip beli apa apa sama papa, pengen ngeluh, biasa g telp ke officenya. yang jawab telp bukan papa, tapi karyawan lain. mereka uda tau, then karena papa di lapangan, mereka akan cari papa ampe dapet, dan papa pasti telp g dengan pura pura ngomel, pura pura kesal digangguin.

^-^

__________________

logo min kecil

hai hai's picture

Mas Arie, Mana ...

Mas Arie, mana kok nggak memasukan yang wanita? Dan lagi, yang menyebut dirinya pengkotbah alias hamba Tuhannya mana?

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

arie_saptaji's picture

ga ada wanita

 

hai hai,

ini memang tulisan pesanan dari sebuah majalah pria, makanya contohnya sengaja ngga ada yg wanita.

kalo contohnya hamba Tuhan, tegangannya antara keluarga dan pelayanan. walau karir dan pelayanan agak mirip, ini tulisan memang khusus menyoroti pria-pria di marketplace.

__________________