Submitted by
smile
on

Habis nonton film Spiderman, seorang anak meniru adegan yang dilakukan spiderman dengan meloncat. Alhasil, dagu terbentur, kaki terkilir. Untung saja tidak patah tulang dan tidak tanggal gigi.
Si ayah berkata, “Kenapa ade tiru gaya spiderman?
Anak : “Spiderman hebat, bisa loncat kesana kemari.”
Ayah : “Spiderman kan Cuma film de, aslinya gak ada”.
Anak : “Tapi dia hebat!”
Ayah : “Kenapa ade ga tiru ayah saja, nonton dan duduk manis?”
Anak : “Ayah ga hebat, Cuma nonton doang!”
Ayah : “ade, ayah menonton karena ayah perlu hiburan, bukan untuk mencontoh apa yang ada difilm.”
Anak : “Ade ga mau niru ayah yang Cuma dudk duduk aja”
Ayah : “Ayah ga Cuma duduk, de. Ayah mengamati, juga melihat kepandaian trik atau disebut visual efek.”
Anak : “Apa sih visual efek tiu?”
Ayah : “Visual efek itu suatu efek atau penataan yang dibuat seseorang agar tampak seperti kejadian sebenarnya yang bisa ditonton melalui mediasi yang namanya film.”
Anak : “Oh, jadi semua itu bohongan yah?”
Ayah : “Bukankah ayah sudah katakan dari tadi, semuanya itu gak asli, hanya bohongan.”
“Itu Cuma ada di film, tidak dalam dunia nyata dimana ayah dan ade berada saat ini.
Anak : “Ayah ga kasih tau sih dari tadi…”
Ayah : “Bukannya ayah udah kasih tau, ade aja yang ga denger kali?”
Ayah : ”Sekarang kita nonton film Bruce Lee yah de”.
Anak : “film apa an tuh Bruce Lee, yah?”
Ayah : ”film action, kita menyebutnya film laga”
Setelah beberapa lama waktu berselang, anak tersebut pergi meninggalkan ayah nya yang sedang asyik menonton. Lalu ketika pulang udah nangis karena tangannya keseleo.
Ayah : “ Ade kenapa lagi?”
Anak : “Ade tadi mukul kayu seperti si Bruce Lee itu yah,eh tangan ade malah keseleo”
Ayah : “ Bruce Lee itu selain bintang film memang seorang master beladiri. Dia gurubesar dari ajaran yang dia ciptakan sendiri.”
“Jadi dia sudah berlatih dulu selama bertahun tahun untuk mempraktekkannya di film yang dibintanginya”
Anak : “Kata ayah film itu bohong, kok ayah sekarang bohongin ade?”
Ayah : “Duh susahnya ngomong sama kamu.”
Ayah : “Kalo ade tau itu bohong kenapa ade lakuin juga hal itu?”
Anak : ”Habis dia hebat, bisa mukul orang, jagoan deh Bruce Lee itu.”
Ayah : “Emang kalau bisa memukul orang itu jago?”
Ayah : “Siapa yang ngajarin kamu seperti itu?”
Anak : “Emang ade anak siapa?”
Ayah : ”Ya anak ayah dong.”
Anak : ”Ya udah, berarti ayah dong yang ajarin ade”.
Ayah : “Lho, kok jadi ayah yang disalahin?”
Anak : ”Kata ayah, ade itu anak ayah, ya ade berarti belajar dari ayah,bukankah anak belajar dari bapanya?”
Ayah: (duh, serba salah nih, kenapa anak ini jadi begini kritis)
Ayah : “Bu, kesini sebentar”.
Ibu : “Ada apa yah?”
Ayah : (sambil berbisik ) “Kenapa ade kok sekarang pinter banget ngomong?”
Ibu : “Dia suka ngenet kali…”
Ayah : “Dimana?”
Ibu : ya dirumah, emang diwarnet?”
Ayah : “Ngenet?”
Ibu : “Iya. Ke Sabda Space kali, hahahaha…….becanda yah”.
Ayah : “Emang ade ngga ngefans sama ayah?”
Anak: “Ah, ayah cuma bisa nya nontong doang, ga mau nyoba hal hal yang ayah tonton.”
Anak : “Ga seperti ade, berani mencoba, walau ga berhasil”.
Ayah, “Ya ga akan berhasil, kalau ade ga belajar yang giat”.
“Ade juga harus memilih milih, mana yang fiksi mana yang nyata, mana yang khayal, mana yang asli”.
Anak : “Kalau Cuma duduk duduk aja ade ga mau, yah” “Ade mau hebat seperti Spiderman, mau hebat seperti Bruce Lee.”
Ayah : “Ade mau lihat jagoan ayah?”
“Dia ga pernah mati.
Hebat.
Dia bisa jalan diatas air, bisa merintahkan angin ribut untuk berhenti, bisa membangkitkan orang mati, mentahirkan orang kusta, menyembuhkan orang lumpuh, memelekkan orang buta.”
“Mau Tahu siapa jagoan ayah?”
“YESUS KRISTUS, lah jagoan ayah satu satunya”.
“Ade mau tau tentang Yesus Kristus jagoan ayah?”
“Ayo, ikut ayah sekarang!”
Anak : “Spiderman hebat, bisa loncat kesana kemari.”
Ayah : “Spiderman kan Cuma film de, aslinya gak ada”.
Anak : “Tapi dia hebat!”
Ayah : “Kenapa ade ga tiru ayah saja, nonton dan duduk manis?”
Anak : “Ayah ga hebat, Cuma nonton doang!”
Ayah : “ade, ayah menonton karena ayah perlu hiburan, bukan untuk mencontoh apa yang ada difilm.”
Anak : “Ade ga mau niru ayah yang Cuma dudk duduk aja”
Ayah : “Ayah ga Cuma duduk, de. Ayah mengamati, juga melihat kepandaian trik atau disebut visual efek.”
Anak : “Apa sih visual efek tiu?”
Ayah : “Visual efek itu suatu efek atau penataan yang dibuat seseorang agar tampak seperti kejadian sebenarnya yang bisa ditonton melalui mediasi yang namanya film.”
Anak : “Oh, jadi semua itu bohongan yah?”
Ayah : “Bukankah ayah sudah katakan dari tadi, semuanya itu gak asli, hanya bohongan.”
“Itu Cuma ada di film, tidak dalam dunia nyata dimana ayah dan ade berada saat ini.
Anak : “Ayah ga kasih tau sih dari tadi…”
Ayah : “Bukannya ayah udah kasih tau, ade aja yang ga denger kali?”
Ayah : ”Sekarang kita nonton film Bruce Lee yah de”.
Anak : “film apa an tuh Bruce Lee, yah?”
Ayah : ”film action, kita menyebutnya film laga”
Setelah beberapa lama waktu berselang, anak tersebut pergi meninggalkan ayah nya yang sedang asyik menonton. Lalu ketika pulang udah nangis karena tangannya keseleo.
Ayah : “ Ade kenapa lagi?”
Anak : “Ade tadi mukul kayu seperti si Bruce Lee itu yah,eh tangan ade malah keseleo”
Ayah : “ Bruce Lee itu selain bintang film memang seorang master beladiri. Dia gurubesar dari ajaran yang dia ciptakan sendiri.”
“Jadi dia sudah berlatih dulu selama bertahun tahun untuk mempraktekkannya di film yang dibintanginya”
Anak : “Kata ayah film itu bohong, kok ayah sekarang bohongin ade?”
Ayah : “Duh susahnya ngomong sama kamu.”
Ayah : “Kalo ade tau itu bohong kenapa ade lakuin juga hal itu?”
Anak : ”Habis dia hebat, bisa mukul orang, jagoan deh Bruce Lee itu.”
Ayah : “Emang kalau bisa memukul orang itu jago?”
Ayah : “Siapa yang ngajarin kamu seperti itu?”
Anak : “Emang ade anak siapa?”
Ayah : ”Ya anak ayah dong.”
Anak : ”Ya udah, berarti ayah dong yang ajarin ade”.
Ayah : “Lho, kok jadi ayah yang disalahin?”
Anak : ”Kata ayah, ade itu anak ayah, ya ade berarti belajar dari ayah,bukankah anak belajar dari bapanya?”
Ayah: (duh, serba salah nih, kenapa anak ini jadi begini kritis)
Ayah : “Bu, kesini sebentar”.
Ibu : “Ada apa yah?”
Ayah : (sambil berbisik ) “Kenapa ade kok sekarang pinter banget ngomong?”
Ibu : “Dia suka ngenet kali…”
Ayah : “Dimana?”
Ibu : ya dirumah, emang diwarnet?”
Ayah : “Ngenet?”
Ibu : “Iya. Ke Sabda Space kali, hahahaha…….becanda yah”.
Ayah : “Emang ade ngga ngefans sama ayah?”
Anak: “Ah, ayah cuma bisa nya nontong doang, ga mau nyoba hal hal yang ayah tonton.”
Anak : “Ga seperti ade, berani mencoba, walau ga berhasil”.
Ayah, “Ya ga akan berhasil, kalau ade ga belajar yang giat”.
“Ade juga harus memilih milih, mana yang fiksi mana yang nyata, mana yang khayal, mana yang asli”.
Anak : “Kalau Cuma duduk duduk aja ade ga mau, yah” “Ade mau hebat seperti Spiderman, mau hebat seperti Bruce Lee.”
Ayah : “Ade mau lihat jagoan ayah?”
“Dia ga pernah mati.
Hebat.
Dia bisa jalan diatas air, bisa merintahkan angin ribut untuk berhenti, bisa membangkitkan orang mati, mentahirkan orang kusta, menyembuhkan orang lumpuh, memelekkan orang buta.”
“Mau Tahu siapa jagoan ayah?”
“YESUS KRISTUS, lah jagoan ayah satu satunya”.
“Ade mau tau tentang Yesus Kristus jagoan ayah?”
“Ayo, ikut ayah sekarang!”

Kadang orang tua dengan getol menyekolahkan anaknya, memberikan kursus ini dan itu, memaksanya untuk ke sekolah minggu, tapi tak banyak menceritakan tentang figur Yesus kepada anak anak mereka.
Usia anak anak, adalah usia yang bagus untuk memulai pemberian pengetahuan tentang siapa Yesus, dan bagaimana tingkah laku serta apa saja yang sudah Yesus lakukan didunia.
Orang tua lebih mengijinkan anak anak mereka membeli cd film kartun daripada membelikan cd film tentang alkitab dan tokoh tokohnya.
Mereka kadang melupakan anak tentang urusan kerohanian, mereka juga beranggapan anak anak belum mengerti jika kita menceritakan tentang alkitab kepada mereka.
Umur mereka adalah umur yang paling pas untuk menyerap segala pengetahuan yang ada. Alangkah baiknya bila pengetahuan yang diberikan lebih banyak pengetahuan rohani daripada pengetahuan duniawi.
Kadang mereka itu lebih pandai daripada orangtua. Mereka tanpa kita sadar bisa memegang kendali. Coba saja jika anda memarahi mereka, dan kemudian mereka merajuk ketika dihukum,setelah mendengar rajuakan mereka, dan tampang polos mereka, kita menjadi lumer, dan tak tega lagi menghukum.
Padahal, saat itu si anak berkata “ Makan tuh rayuan gombal gue, satu lagi deh yang kena tipu…hehehehe”
Jika orang tua menganggap anak tidak mampu menerima, belum tentu itu benar benar yang terjadi saat itu. Anak anak kecil itu hebat. Mereka cepat belajar, dan mereka bisa mengendalikan situasi. Banyak orangtua yang tidak tega dan akhirnya tidak tegas ketika menghadapi anak anak, karena mereka begitu lucu. Dibalik semua itu, mereka benar benar menjadi dalang dan orang tua menjadi wayangnya.
Perlakukan anak anak dengan bijaksana, karena merekalah yang punya masa depan atas kehidupan baru yang kita ciptakan untuk mereka. Mereka hadir oleh kita dan bukan untuk kita. Mereka punya dunia yang kita kadang tak bisa memasukinya.
Anak anak bagi saya adalah ciptaan baru yang luar biasa. Di tangan merekalah dunia bisa dirubah menjadi lebih baik.Kita yang selalu menganggap kecil mereka, tanpa sadar kita lebih kecil dari mereka.
Mereka punya seribu satu cara untuk membuat kita merasa iba, dan tidak menghukum mereka. Mereka adalah makhluk ciptaan yang sangat jenius. Mereka adalah anak anak kecil yang luar biasa.
Mereka adalah anak anak kita tercinta
Mereka punya seribu satu cara untuk membuat kita merasa iba, dan tidak menghukum mereka. Mereka adalah makhluk ciptaan yang sangat jenius. Mereka adalah anak anak kecil yang luar biasa.
Mereka adalah anak anak kita tercinta
Buat anak anak Indonesia
Generasi penerus bangsa
Laskar pelangi yang selalu mengejar mimpi
By smile
November 21st-2010
Salut buat Smile
In reply to Salut buat Smile by PlainBread
PermalinkPB, masih belum melakukan apa apa
In reply to PB, masih belum melakukan apa apa by smile
PermalinkOh kirain
In reply to Oh kirain by PlainBread
PermalinkPB, Tq
Anak dudut
In reply to Anak dudut by lapan
PermalinkLapan,