Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Aku2

theis's picture

Ternyata aku tidak bisa membohongi diri sendiri kalau aku butuh Tuhan, walaupun aku sudah tidak tahu lagi siapa dia. Setiap mau beribadah menurut agama orangtuaku, batinku rasanya ga ikhlas. Rasanya ada yg salah, tapi aku nggak tahu apa salahnya. Sepertinya aku merasa semua ibadah itu sia-sia, karena aku tidak merasakan manfaatnya, aku tidak merasa lebih dekat dengan-Nya.

Oh Tuhan, Engkau pasti tahu disaat yang sama aku membenciMu di saat itu pula aku merindukanMU.

 

Masa ini pula aku banyak melakukan dosa, perbuatan yang aku tahu adalah dosa menurut agama orangtuaku. Aku sudah nggak peduli lagi, mana yang haram mana yang halal. Semua larangan aku langgar, semua batasan aku lewati. Kalau Tuhan memang peduli padaku, pasti Dia marah dan bakal menunjukkan diriNya padaku. Itu yg sebenarnya aku harapkan.

 

God works in a mysterious way, aku paham kalimat ini sekarang. Aku yang berdosa diperkenalkan Tuhan dengan seorang kekasih yang baik hati. Ia yang kupanggil Nyong berusia lebih muda dan penganut Kristen Protestan yang cukup taat. Aku kadang ingin tertawa, kok bisa aku yang berdosa ini pacaran sama seorang Kristen yang taat. Dari dia, aku akhirnya menemukan teman yang bisa diajak diskusi tentang Tuhan. Segala caci maki ku soal Tuhan dibalasnya dengan kekaguman yang luar biasa pada Tuhannya. Aku sering bingung dengan orang2 seperti dia, orang2 yg sangat percaya pada agamanya. Apa ada sesuatu yg mereka lihat & rasakan tapi tidak bisa aku lihat & rasakan?

Apa mereka hanya membeo ajaran yang diturunkan oleh orang tua mereka?

Apakah mereka tidak pernah tergerak untuk mencari siapa Tuhan sebenarnya?

Mengapa mereka mudah sekali percaya??

 

Pertanyaan2 ini sudah sering aku tanyakan pada banyak orang dan jawaban mereka tidak pernah memuaskan. Karena itu aku terpikir untuk mencari Tuhan melalui banyak agama. Aku mau tahu siapa Tuhan menurut agama2 yg ada. Tapi keinginan itu selalu hanya ada di kepala dan tidak pernah terwujud. Aku terlalu sibuk dengan kehidupan duniawi yang menyenangkan sekaligus melelahkan.

 

Layaknya orang berpacaran, kalau ditelepon aku dan nyong mengobrol lama sekali. Dari soal keseharian, mesra2an samapi topik yang paling aku minati, Tuhan. Aku selalu penasaran kenapa nyong begitu yakin pada agamanya dan aku selalu ngotot kalau agama itu ga penting dan Tuhan kadang2 sangat kejam. Makanya aku sering tanya, ada apa sih di dalam Alkitab sampai dia bisa begitu yakin. Karena aku bertanya, dia sering membacakan isi Alkitab. yang aku dengar cuma bla,bla,bla....endebrei,endebrei.........

Banyak juga persamaan dengan isi Kitab Suci agama orangtuaku. Tapi tetap ga berpengaruh pada keyakinanku bahwa semua agama benar dan aku ga merasa perlu untuk mempercayai salah satunya. Yg penting aku kan percaya Dia ada, walaupun aku ga tahu siapa Dia. Obrolan di telepon seperti ini bisa berjam-jam sampai tagihan telepon membengkak.

 

Suatu malam, seperti biasa kami ngobrol di telepon dan kembali membicarakan Tuhan. Aku masih penasaran dengan isi Alkitab dan nyong dengan sabar menjelaskan. Sikap tidak peduliku malam itu berubah drastis, ketika nyong membacakan satu ayat yang sampai kini selalu kuingat, "Carilah dulu Kerajaan Tuhan dan ............." Entah kenapa setelah mendengar ayat itu, tiba2 aku seperti merasa dapat inspirasi/ilham/apasajalah. Aku langsung terdiam. Nuraniku berbicara,"Ya, Tuhan memang harus dicari, aku tidka boleh diam saja." Aku langsung berterimakasih pada Nyong yang telah membacakan ayat itu. Aku merasakan luapan semangat dalam hati untuk segera mulai mencari Tuhan, siapapun Dia. Aku tidak akan pernah mengenal Dia kalau aku tidak mencariNya. dalam hati aku berjanji, aku akan mulai mencari siapa Tuhan, lewat ajaran agama manapun. Aku harus menemukanNya!!